Liputan6.com, Jakarta Sebagai Pintu Gerbang Investasi Nasional, BP Batam akan Meningkatkan Kualitas Lingkungan dengan Membangun IPAL
Badan Pengusahaan atau BP Batam mendapat dukungan dari Pemerintah Korea melalui dana pinjaman (soft loan) EDCF (Economic Development Cooperation Fund) Korea untuk membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) atau Waste Water Treatment Plant (WWTP) di kawasan Batam.
Pembangunan IPAL atau WWTP tersebut diperlukan karena saat ini Batam
tak lagi memiliki kemampuan mengolah limbahnya sendiri. Jumlah limbah
domestik dari kegiatan mandi, cuci, kakus (limbah domestik) bertambah
setiap hari akibat pesatnya pertumbuhan penduduk Batam. Sebelumnya,
Pemerintah Korea Selatan dan Badan Kerja sama Internasional Korea
Selatan (Korea International Cooperation Agency/Koica) telah melakukan
kajian sejak akhir 2011.
Pembangunan IPAL baru juga dalam rangka pengamanan waduk dari limbah
domestik, penataan sanitasi pemukiman penduduk dan penyehatan lingkungan
permukiman, dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat Batam sehingga
masyarakat dapat menjadi lebih produktif dengan sistem pengelolaan air
limbah permukiman yang ramah lingkungan, serta peningkatan estetika
lingkungan.
Hal ini juga dalam upaya mewujudkan situasi dan kondisi permukiman
sehat yang diinginkan dan memenuhi target Millenium Development Goals
(MDGs) yang disepakati dalam KTT Millenium PBB bulan September 2000, di
mana diperlukan rencana, program, dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu,
efisien, dan efektif yang memerlukan Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman.
Proyek IPAL juga dimaksudkan untuk menjaga kualitas air dan kesehatan
masyarakat berdasarkan penetapan rencana sarana air limbah dan
perlindungan terhadap sumber daya air. Selain itu proyek ini juga
dimaksudkan untuk meningkatkan sarana pengolahan air limbah dengan
percepatan pembangunan sanitasi permukiman. Tujuan pembangunan proyek
ini adalah antara lain :
1. Melindungi kualitas air dengan meningkatkan prasarana lingkungan dan sarana air limbah;
2. Melindungi kulaitas air Waduk Duriangkang yang merupakan sumber daya air utama;
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi wabah penyakit; dan
4. Meningkatkan pariwisata dan investasi dengan adanya peningkatan kualitas lingkungan.
2. Melindungi kulaitas air Waduk Duriangkang yang merupakan sumber daya air utama;
3. Meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi wabah penyakit; dan
4. Meningkatkan pariwisata dan investasi dengan adanya peningkatan kualitas lingkungan.
Pembangunan IPAL rencananya dibangun di lahan seluas 7 hektar di
wilayah Bengkong Sadai untuk pengelolaan limbah domestik. Pengolahan
limbah nantinya akan dilakukan secara menyeluruh melalui jaringan
perpipaan yang terintegrasi, dimana limbah tersebut akan diolah hingga
kadar polutannya memenuhi baku mutu lingkungan dan dialirkan ke laut
lepas.
Pada tahap pertama fase 1, pembangunan direncanakan di kawasan Batam
Centre dengan area pelayanan seluas 18,379 km2 dari total area 38,963
km2, yang meliputi Teluk Tering, Sei Panas, Taman Baloi, Baloi Permai
dan Sukajadi dengan jumlah penduduk yang akan terlayani sebanyak 126.092
jiwa dengan debit air limbah sebanyak 19.280 m3 per hari (debit hari
maksimum) dan diharapkan pada tahun 2019, tahap pertama fase 1 akan
selesai.
Pada tahap pertama fase 1 ini, dengan membangun IPAL baru pembangunan
jaringan pipa sanitasi air limbah sepanjang 114 km, penyambungan pipa
sambungan rumah sebanyak 11.000 rumah tangga dan terdapat 5 relay
pumping station.
Proyek ini ditargetkan pada penyelesaian tahap I berkapasitas
mengelola limbah cair 20.000 m3/hari (230 lt/dtk) dari kapasitas
sebelumnya yang hanya 33 liter per detik sejak dibangun pada 1995.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar