BATAM (netralitas.com) - Sebuah produsen telepon seluler asal
Singapura, PT Infocus Consumer International Indonesia merealisasikan
investasi Rp50 miliar melalui program ijin investasi tiga jam (i23j)
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Batam.
"Perusahaan asal Singapura akan memproduksi telepon seluler dengan
kapasitas produksi 300.000 pertahun di Pelita Batam," kata Deputi Bidang
Pelayanan Umum BP Batam Gusmardi Bustami saat menghadiri serah terima
dokumen i23j di PTSP BP Batam, Senin (3/4).
Program i23j, merupakan program unggulan PTSP BP Batam untuk
mempermudah dan menarik investasi masuk kawasan tersebut yang
diluncurkan sejak akhir 2016 lalu.
"Untuk menjalankan usahannya, perusahaan tersebut akan membutuhkan
sekitar 250 orang tenaga kerja. Program ini menjadi unggulan kami untuk
menarik investor," kata dia.
Sebelumnya, kata dia, terdapat empat perusahaan beroperasi dengan
memanfaatkan fasilitas i23j dan KILK (kemudahan investasi langsung
konstruksi) yakni PT Blackmagic Design Manufacturing (Australia) dengan
nilai investasi 4 juta dolar AS, PT Esun International Utama Indonesia
(Singapura) nilai investasi 4 juta dolar AS dan PT LNG Easy Batam
(Singapura) dengan investasi 88 juta dolar AS serta PT Enerco RPO
International (PMDN) investasi 90 juta dolar AS.
"PT Infocus Consumer International Indonesia merupakan perusahaan kedua yang memanfaatkan fasilitas i23j pada 2017," kata dia.
Menurutnya, hingga saat ini akan ada 10 perusahaan lain yang akan
berinvestasi pada 2017 diantaranya PT GMF Aeroasia, PT Feen Marina, KPJ
Johor Specialist Hospital, PT KOH Brothers, 1-Net, Asus, PT Googwood
Investama, Enol Plc, dan Tsuneishi Shipbuilding.
Gusmardi meyakini pihaknya akan terus menjamin proses perijinan yang
lebih mudah dan cepat melalui sistem layanan tersebut baik untuk
investor asing maupun domestik.
"BP Batam akan terus berupaya agar calon investor semkin mudah
berinvestasi di Batam. Berbagai terobosan dalam bidang perijinan terus
dilakukan," kata Gusmardi.
Meskipun kondisi perekonomian global hingga saat ini belum sepenuhnya
pulih dari krisis, namun sejumlah negara kawasan Asia dan Eropa masih
memilih Batam menjadi salah satu lokasi untuk penanaman modal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar