Pameran property di antrium Mega Mall, Rabu (5/4). F Dalil Harahap/Batam Pos
batampos.co.id – Lesunya sektor industri galangan
kapal (shipyard) dan elektronik membuat perekonomian Batam kini bertumpu
pada sektor properti. Sayangnya, sektor ini juga tengah lesu akibat
dihempas berbagai kebijakan lahan yang dikeluarkan Badan Pengusahaan
Batam.
Kondisi ini membuat Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Real Estate
Indonesia (REI), Sulaiman Soemawinata, angkat bicara. “Pemerintah daerah
harusnya mampu menciptakan kebijakan yang menyuburkan sektor properti,”
ujar Sulaiman saat menghadiri acara Musyawarah Daerah (Musda) REI Batam
di Hotel Harris Batamcentre, Rabu (5/4).
Sulaiman menegaskan properti merupakan inustri. Pelaku usaha di
sektor ini selalu berpikir bagaimana menggerakkan penjualannya lebih
tinggi.
“Makanya kami inginkan kepastian dari pemerintah,” ujar Sulaiman.
Tugas pemerintah untuk menumbuhkan pasar properti di Batam adalah
memberikan kebijakan yang bersifat suportif dan membangun infrastruktur
yang memadai. “Juga mendukung kepemilikan asing untuk properti,”
jelasnya.
Sulaiman yakin, jika semua hambatan industri properti di Batam bisa
dihilangkan, maka pada pertengahan tahun ini, dunia properti Batam akan
bangkit kembali.
Keyakinan Sulaiman itu juga didasarkan pada kebijakan pemerintah
pusat yang sudah pro industri properti. Hal itu bisa dilihat dari paket
kebijakan ekonomi Presiden Jokowi yang memberi kemudahan kepemilikan
properti pada WNA di Indonesia. Kemudian Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 64 Tahun 2016 tentang Pembangunan Rumah Murah dan Surat Edaran
(SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tahun 2015 tentang Pembangunan Satu
Juta Rumah.
Menurutnya, kebijakan pusat itu harus bisa diterjemahkan dengan baik
oleh Pemda, sehingga tak ada lagi hambatan regulasi di daerah.
“Pemerintah (Batam,red) harus mengingat bahwa investasi properti itu
bertanggung jawab kepada perbankan. Properti terganggu, perbankan juga
ikut terkena imbasnya. Kami bisa bertahan hidup karena perbankan,”
katanya lagi.
Ia kemudian mengingatkan, secara nasional 60 persen pertumbuhan
ekonomi Indonesia ditopang oleh swasta dan properti berperan besar di
dalamnya. “Tugas pengembang itu mulia karena ikut menggerakkan
pertumbuhan ekonomi,” tegasnya.
Sedangkan Ketua REI Batam yang baru, Achyar Arfan mengungkapkan
banyak tugas berat yang harus dijalaninya untuk membawa dunia properti
di Batam menjadi lebih baik lagi.
“Target kami, iklim usaha bisa jauh lebih maju dari sekarang, karena
potensinya besar, banyak penanaman modal asing, orang luar saja percaya
sama kita, masa kita tak bisa maju,” ungkapnya.
Ia memahami saat ini pembenahan terus dilakukan pemerintah daerah,
khususnya Badan Pengusahaan (BP) Batam. “Pembenahan sudah berjalan
setahu. Saya tahu BP Batam konsen dengan hukum. Nanti bakalan kelihatan
arahnya,” jelasnya.
Achyar juga meyakini dunia properti akan bangkit karena sudah ada koordinasi dengan BP Batam terutama soal perizinan.
“Kita sudah beberapa kali bertemu dengan direktur lahan. Tinggal atur
hal teknis saja, setelah ada pembenahan dan sistem sudah online. Hanya
tinggal syarat yang mesti diteliti,” ungkapnya.
Mantan Ketua REI Batam sebelumnya, Djaja Roeslim juga mengingatkan
properti itu mampu bertahan untuk menopang pertumbuhan ekonomi Batam
yang tengah lesu.
Ia meminta agar pemerintah daerah bisa menciptakan peraturan turunan mengenai kemudahan memiliki properti bagi WNA.
“Saat ini suplai banyak, tapi pasarnya tak mencukupi. Pasar lokal tak
bisa mencukupi, makanya berharap peraturan kepemilikan asing bisa
dipermudah,” harapnya.(leo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar