Pertemuan antara pimpinan BP Batam dengan Wali Kota Batam. (Foto: Roni Ginting)
BATAMTODAY.COM, Batam -
Tumpang tindih lahan di Batam jadi persoalan rumit bak benang kusut yang
harus segera diselesaikan oleh pimpinan Badan Pengelola (BP) Batam yang
baru.
Menanggapi hal tersebut Ketua BP Batam, Hatanto Reksodipoetro menegaskan akan menyelesaikan persoalan tersebut secara bertahap.
"Soal lahan, tidak boleh terjadi lagi tumpang-tindih," tegas Hatanto saat kunjungan ke kantor Pemko Batam, Selasa (12/4/201).
Ia melanjutkan, BPKP akan melakukan audit keuangan, organisasi dan legal di BP Batam, termasuk persoalan lahan di Batam.
"Kami
ini sudah diberitahu akan masuk BPKP, audit keuangan, organisasi dan
legal. Kedepan tidak boleh terjadi lagi tumpang tindih lahan," terang
Hatanto.
Sebelumnya, Hatanto menyatakan tidak akan akan pengalihan aset BP Batam ke pemerintah kota.
"Aset
apakah akan dialihkan saya kira tidak. Kalau dialihkan untuk apa kita
di sini," kata Hatanto, menggelar konferensi pers di Gedung Marketing BP
Batam, Senin (11/4/2016).
Ia melanjutkan, para
pimpinan BP Batam terlebih dahulu akan mempelajari secara detail
mengenai Batam baru bisa membuat perubahan.
"Biarkan kita jalan dulu Pak. Kita semua harus jalan. Medan harus kita kenal baru kita bisa bicara," terangnya.
Dia juga mengatakan sampai saat ini masih belum ada pembahasan soal penghapusan Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO).
"UWTO sementara belum ada pemikiran ke arah sana (penghapusan-red)," kata Hatanto.
Begitu
juga soal isu yang sempat berkembang mengenai pegawai dan tenaga honor
BP Batam yang akan diberhentikan, langsung ditepis oleh pimpinan BP
Batam.
"Pegawai honorer tidak ada
diberhentikan. Analisa dulu dong, tak ada itu ujuk-ujuk langsung
diberhentikan. Tapi akan ada perubahan dalam cara bekerja dan berkarya,
semua harus ada kontribusi," terangnya.
Ia
menuturkan, dalam waktu dekat akan ada audit Badan Pemeriksa Keuangan
Provinsi (BPKP) soal keuangan, organisasi dan legal. Kalau ada indikasi
terserah dewan kawasan untuk melanjutkan.
"Intinya
kami ingin mengubah cara pandang kita bukan sekedar regulator perijinan
tapi pelayanan. Zaman sekarang susah cari investor, salah satunya
cepat, melayani, murah dan memberikan manfaat. Baru mungkin bisa
bersaing," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar