|
BATAM, BP Batam - Ketua Badan
Pengelolaan (BP) Batam, Hatanto Reksodipoetro menyatakan tidak akan akan
pengalihan aset BP Batam ke pemerintah kota.
"Aset apakah akan
dialihkan saya kira tidak. Kalau dialihkan untuk apa kita di sini," kata
Hatanto, menggelar konferensi pers di Gedung Marketing BP Batam, Senin
(11/4/2016).
Ia melanjutkan, para pimpinan BP
Batam terlebih dahulu akan mempelajari secara detail mengenai Batam baru
bisa membuat perubahan.
"Biarkan kita jalan dulu Pak. Kita semua harus jalan. Medan harus kita kenal baru kita bisa bicara," terangnya.
Hatanto
yang didampingi Wakil Ketua Agus Tjahajana Wirakusumah serta lima
anggota/deputi Sigit Priadi Pramudito, Junino Jahja Eko Santoso
Budianto, Purba Robert M. Sianipar, serta Gusmardi Bustami juga
mengatakan telah bersilaturahmi dengan pimpinan lama dan bertemu Bertemu
langsung dengan karyawan.
"Sejak dilantik,
langsung bekerja di Jakarta untuk mendapat informasi. Termasuk aspirasi
yang disampaikan teman-teman media. Kami menangkap suatu niat untuk
mendorong dan kontribusi membangun Batam," kata Hatanto.
Selain
itu dia mengatakan bahwa tidak mungkin bisa bekerja sendiri. Akan
berdiskusi dan berdialog bersama dengan pemangku kepentingan.
"Pasti
kami tidak bisa bekerja sendiri, kinerja bersama pemangku kepentingan.
Pasti akan berbicara dengan pemangku kepentingan," ujar Hatanto.
Hatanto juga mengatakan sampai saat ini masih belum ada pembahasan soal penghapusan Uang Wajib Tahunan Otorita (UWTO).
"UWTO sementara belum ada pemikiran ke arah sana(penghapusan-red)," kata Hatanto.
Begitu
juga soal isu yang sempat berkembang mengenai pegawai dan tenaga honor
BP Batam yang akan diberhentikan, langsung ditepis oleh pimpinan BP
Batam.
"Pegawai honorer tidak ada
diberhentikan. Analisa dulu dong, tak ada itu ujuk-ujuk langsung
diberhentikan. Tapi akan ada perubahan dalam cara bekerja dan berkarya,
semua harus ada kontribusi," terangnya.
Ia
menuturkan, dalam waktu dekat akan ada audit Badan Pemeriksa Keuangan
Provinsi (BPKP) soal keuangan, organisasi dan legal. Kalau ada indikasi
terserah dewan kawasan untuk melanjutkan.
"Intinya
kami ingin merubah cara pandang kita bukan sekedar regulator perijinan
tapi pelayanan. Zaman sekarang susah cari investor, salah satunya cepat,
melayani, murah dan memberikan manfaat. Baru mungkin bisa bersaing,"
tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar