|
JAKARTA, BP Batam -
Jajaran Pimpinan BP Batam berkunjung ke kediaman tokoh besar pembangunan
Batam, B.J Habibie, di Jalan Patra Kuningan XIII no 1 Jakarta pada hari
Jumat (22/4/2016).
Habibie selaku mantan Presiden Republik Indonesia ketiga, yang juga sebagai salah satu Ketua Otorita Batam, memiliki andil besar menjadikan pulau Batam menjadi kawasan industri bergengsi.
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam diawali dengan perkenalan jajaran Deputi oleh Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro. Hatanto mengutarakan maksud dari kedatangan jajarannya, selain bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan diri serta meminta dukungan dan saran demi perkembangan BP Batam dalam membangun Batam. Pertemuan ini sendiri, disambut baik oleh Habibie.
"Kami meminta saran dan kritikan sekaligus masukan guna percepatan pembangunan Batam kedepan sehingga tujuan dari pembanguan Batam yang dicita-citakan dapat terwujud," ujar Hatanto.
Dalam pertemuan ini, Habibie mengungkapkan kembali tentang sejarah berdirinya Otorita Batam yang sekarang menjadi BP Batam. Awal mula penugasan Habibie oleh Presiden Soeharto kala itu adalah untuk melanjutkan pengelolaan pembangunan Pulau Batam sekaligus mengubah Pulau Batam yang sebelumnya hanya sebagai basic logistic oleh Pertamina. Dilanjutkan pengelolaanya oleh Habibie yang sekaligus merubah fungsi Pulau Batam menjadi daerah Istimewa yang bisa dijadikan percontohan daerah daerah lain di Indonesia.
Sebagai salah satu contoh yang diungkapkan oleh Habibie adalah mengenai pembangunan 6 jembatan barelang yang menghubungkan beberapa pulau di Batam dengan tekhnologi pembuatan jembatan tersebut yang di bangun oleh orang Indonesia dan juga satu-satunya teknologi yang ada di Indonesia. Kemudian seiring waktu, Barelang dijadikan sebagai contoh pembanguan jembatan di wilayah lain, seperti Suramadu.
"Dengan Bismillah semua percepatan pembanguan Pulau Batam oleh BP Batam harus segara diwujudkan, diawali dari peraturan-peraturan dasar yang secara cepat harus diubah," kata Habibie.
Habibie menambahkan bahwa perubahan perlu dilakukan, dimulai dengan mengubah peraturan yang sifatnya menghambat pembangunan Batam, konsep peraturan Undang-Undang untuk Batam harus lebih modern, serta jadikan sumber daya manusia di Batam dengan produktivitas yang tinggi.
Habibie juga menyampaikan terima kasih pada Kepala BP Batam beserta jajarannya karena bersedia ditugaskan untuk melanjutkan pembangunan Batam.
"Lanjutkan estafet pembangunan Batam sehingga misi untuk pembangunan ini dapat terwujud, lanjutkan pembanguan Batam jangan hanya berjalan tapi pembanguan harus jauh melompat ke depan," pesan Habibie.
Habibie menambahkan dirinya siap turut serta dalam pembangunan Batam. "Jadikan saya sebagai bagian tim pembangunan Batam, anytime tidak ada masalah untuk berdiskusi demi pembanguan Batam, jadikan Batam sebagai Economic Center atau pusat ekonomi nasional sebagai percontohan di Indonesia," ujarnya menutup silaturahmi ini.
Habibie selaku mantan Presiden Republik Indonesia ketiga, yang juga sebagai salah satu Ketua Otorita Batam, memiliki andil besar menjadikan pulau Batam menjadi kawasan industri bergengsi.
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih dua jam diawali dengan perkenalan jajaran Deputi oleh Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro. Hatanto mengutarakan maksud dari kedatangan jajarannya, selain bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan diri serta meminta dukungan dan saran demi perkembangan BP Batam dalam membangun Batam. Pertemuan ini sendiri, disambut baik oleh Habibie.
"Kami meminta saran dan kritikan sekaligus masukan guna percepatan pembangunan Batam kedepan sehingga tujuan dari pembanguan Batam yang dicita-citakan dapat terwujud," ujar Hatanto.
Dalam pertemuan ini, Habibie mengungkapkan kembali tentang sejarah berdirinya Otorita Batam yang sekarang menjadi BP Batam. Awal mula penugasan Habibie oleh Presiden Soeharto kala itu adalah untuk melanjutkan pengelolaan pembangunan Pulau Batam sekaligus mengubah Pulau Batam yang sebelumnya hanya sebagai basic logistic oleh Pertamina. Dilanjutkan pengelolaanya oleh Habibie yang sekaligus merubah fungsi Pulau Batam menjadi daerah Istimewa yang bisa dijadikan percontohan daerah daerah lain di Indonesia.
Sebagai salah satu contoh yang diungkapkan oleh Habibie adalah mengenai pembangunan 6 jembatan barelang yang menghubungkan beberapa pulau di Batam dengan tekhnologi pembuatan jembatan tersebut yang di bangun oleh orang Indonesia dan juga satu-satunya teknologi yang ada di Indonesia. Kemudian seiring waktu, Barelang dijadikan sebagai contoh pembanguan jembatan di wilayah lain, seperti Suramadu.
"Dengan Bismillah semua percepatan pembanguan Pulau Batam oleh BP Batam harus segara diwujudkan, diawali dari peraturan-peraturan dasar yang secara cepat harus diubah," kata Habibie.
Habibie menambahkan bahwa perubahan perlu dilakukan, dimulai dengan mengubah peraturan yang sifatnya menghambat pembangunan Batam, konsep peraturan Undang-Undang untuk Batam harus lebih modern, serta jadikan sumber daya manusia di Batam dengan produktivitas yang tinggi.
Habibie juga menyampaikan terima kasih pada Kepala BP Batam beserta jajarannya karena bersedia ditugaskan untuk melanjutkan pembangunan Batam.
"Lanjutkan estafet pembangunan Batam sehingga misi untuk pembangunan ini dapat terwujud, lanjutkan pembanguan Batam jangan hanya berjalan tapi pembanguan harus jauh melompat ke depan," pesan Habibie.
Habibie menambahkan dirinya siap turut serta dalam pembangunan Batam. "Jadikan saya sebagai bagian tim pembangunan Batam, anytime tidak ada masalah untuk berdiskusi demi pembanguan Batam, jadikan Batam sebagai Economic Center atau pusat ekonomi nasional sebagai percontohan di Indonesia," ujarnya menutup silaturahmi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar