Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 09 Juli 2018

Dari Diskusi di BP Batam: Lukita Dinarsyah Tuwo Nyatakan Siap Lakukan Reformasi Perizinan

Kamis, 5 Juli 2018 (Sumber: Tribunbatam.com)

Dari Diskusi di BP Batam: Lukita Dinarsyah Tuwo Nyatakan Siap Lakukan Reformasi Perizinan
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo dalam diskusi Membedah dan Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi Batam Triwulan 1/2018 yang digelar BP Batam, Rabu (4/7) di Grand i Hotel 


TRIBUNBATAM.id, BATAM - BP Batam siap melakukan reformasi perizinan bagi pengusaha.
Hal ini disampaikan Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo, saat diskusi "Membedah dan Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi Batam Triwulan 1/2018" yang digelar BP Batam, di Grand i Hotel, Rabu (4/7/2018) lalu.

Diskusi itu dihadiri sejumlah pelaku usaha, dan instansi terkait. Sehari sebelumnya, BP Batam menggelar diskusi dengan menjaring masukan dari kalangan pengusaha, kemudian dijawab pada Rabu itu.

"Pak gubernur, kami siap mereformasi perizinan dan lainnya. Kami tidak mencari pendapatan dengan menaikkan tarif. Tapi bagaimana dengan tarif yang ada bisa meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan investasi," kata Lukita.

Pembenahan dan reformasi perizinan itu, lanjutnya, menindaklanjuti harapan dari kalangan pengusaha supaya direspon pemerintah, pada diskusi sehari sebelumnya.

Di antara permintaan pengusaha itu, seperti terkait biaya logistik yang masih tinggi untuk membawa barang dari Batam ke Jakarta.

Begitupun dari Batam ke Singapura yang tarifnya lebih mahal, dibanding Jakarta-Singapura.

"Soal ini BP Batam yang memiliki peran difasilitas pelabuhan, akan meningkatkan fasilitas di Batuampar. Di sisi lain, kami juga akan minta Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) dan Kemendag (Kementerian Perdagangan), agar jalur roro wilayah Indonesia dipermudah dari Batam," ujarnya.

Permintaan lain juga menyangkut usaha di kepelabuhanan. Kalangan pengusaha meminta supaya perizinan disederhanakan. Begitupun juga menyangkut tarif supaya kompetitif.

"Kami akan mendorong perbaikan pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 148 Tahun 2016, terutama berkaitan dengan kepelabuhanan," ujarnya.

Soal upah buruh dikaitkan dengan penyesuaian harga bahan pokok juga sempat disinggung. Dikatakan Kepri bukanlah daerah penghasil, karena itu ada harapan supaya Batam bisa dijadikan salah satu pusat logistik pangan.

Dengan begitu diharapkan bisa menekan persoalan UMK, yang setiap tahun menyesuaikan dengan harga bahan pokok.

Dalam hal ini BP Batam sudah melakukan komunikasi dengan Kemendag.

"Mereka menyambut agar Batam dijadikan salah satu pusat distribusi logistik. Karena kita di sini belum punya pusat distribusi logistik. Kita harapkan pasar induk menjadi tempat logistik ke depan," kata Lukita.

Pada kesempatan itu, mantan Sekretaris Menko Perekonomian ini juga mengajak para pengusaha supaya bersama-sama membangun ekonomi Batam. Ia optimistis, ekonomi Batam akan tumbuh. Sebab kontribusi Batam memegang peranan penting terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kepri. Dalam upaya itu, memang perlu kehati-hatian. Masih banyak tantangan untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi Kepri hingga di atas angka 4,47 persen.

"Kemarin kami sudah mendengar apa kendala dari pengusaha dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi ini supaya bisa tumbuh," ujarnya.

Hal serupa juga disampaikan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun yang hadir sekaligus membuka kegiatan Rabu itu.
Ia mengajak semua pihak menyatukan pola pikir untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepri, khususnya Batam.

"Kita diuntungkan dengan letak geografis yang berada di alur perdagangan. Kita harapkan dari pertumbuhan ekonomi 4,47 persen itu pelan-pelan naik hingga 5 persen. Memang perlu terobosan. Hari ini pemerintah sudah berupaya supaya di Batam ada MPP (mal pelayanan publik), nanti juga ada OSS (online single submission)," kata Nurdin.

Lantas mengapa ekonomi Kepri bisa terpuruk hingga sempat di angka 2 koma sekian persen?

Menurut Nurdin, itu bisa terjadi lantaran Kepri hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi pada satu sektor. Seperti industri. Dalam hal ini, unggulannya tetap Batam.

"Pada 2017 Kepri hanya mengandalkan satu sektor. Batam yang diunggulkan, tapi daerah lain tidak. Kalau cuma satu sektor, memang berat," ujarnya.

Padahal menurutnya, banyak sekali sektor lain di Kepri yang bisa dikembangkan. Seperti dari pariwisata, perikanan, pertanian dan lain sebagainya. Karena itu Nurdin mengingatkan, meskipun Batam dijadikan parameter pertumbuhan ekonomi di Kepri, daerah lainnya, jangan sampai dilupakan.

"Jangan lupa ada daerah-daerah lain yang punya potensi juga. Batam kita dorong lagi, tapi tak melupakan kabupaten, kota lainnya di Kepri," kata Nurdin. (wie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar