Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Senin, 09 Juli 2018

Dari Diskusi BP Batam: Staf Ahli: Batam Masih Penopang Utama Ekonomi Kepulauan Riau

Kamis, 05 Juli 2018 (Sumber: Tribunbatam.com)

Dari Diskusi BP Batam: Staf Ahli: Batam Masih Penopang Utama Ekonomi Kepulauan Riau
Suasana diskusi di BP Batam, Rabu, 4 Juli 2018 


TRIBUNBATAM.id, BATAM - Staf Ahli Kepala BP Batam menyebut Batam masih menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Kepri, karena itu Batam tetap penting dan spesial bagi provinsi ini.

"Kalau kita fokus ke yang utama (Batam), yang lain akan melejit," kata Staf Ahli Kepala BP Batam, Panusunan Siregar dalam presentasinya, Rabu (4/7/2018) di acara Diskusi yang digelar BP Batam. Panusunan mengatakan, tidak mengherankan jika posisi Batam 'sakit', maka Kepri juga akan terasa sakit.

Lantaran hampir 69 persen PDRB Kepri itu disumbang dari Batam.

"Kita berharap target pertumbuhan ekonomi Kepri tahun ini sebesar 5 persen bisa terlampaui. Itu yang membuat kita mesti mendorong Batam supaya bangkit lagi. Jika Batam kolaps, maka Kepri juga bisa kolaps," ujarnya.

Menurut Mantan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri ini, geliat ekonomi Kepri dominan datang dari sektor industri pengolahan, yang notabene bermarkas di Batam. Karena itu, Panusunan mengajak semua pihak, supaya betul-betul menggerakkan manufaktur di Batam, khususnya, agar ekonomi di Kepri bisa bergerak lebih kencang lagi.

"Bagaimana caranya kita mengejar (pertumbuhan ekonomi) 5 persen? Perlu dibuat tuntunan. OPD (organisasi perangkat daerah) kita jadikan patokan. Dengan modal 4,47 persen (pertumbuhan ekonomi Kepri kwartal I-2018), kita optimistis target 5 persen bisa dicapai," kata Panusunan.

Bukan tanpa alasan Panusunan menyebut kata OPD di situ. Dilihat dari sisi pengeluaran atau penggunaan, membaiknya perekonomian Kepri pada triwulan I/2018, di antaranya didorong membaiknya dorongan investasi (PMTB) dan penggunaan APBD (konsumsi pemerintah) yang masing-masing tumbuh sebesar 6,49 persen dan 9,00 persen. Dimana pada triwulan I/2017 hanya tumbuh 4,87 persen dan dan -5,26 persen.

"Pertumbuhan ekonomi di Kepri selain didorong dari sektor pengolahan juga dari konstruksi. Makanya OPD, kita ingatkan bagaimana anggaran infrastruktur itu bisa dieksekusi lebih cepat. Share APDB ini walaupun masih kecil, tapi eksekusinya dahsyat di triwulan I-2018," ujarnya.

Termasuk juga dari sektor pertambangan dan galian, perdagangan, konsumsi rumah tangga, tak kalah penting dari pariwisata. Diingatkan supaya tetap dijaga ke depannya. Lantaran termasuk sektor yang ikut menggerakkan pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan I-2018.

"Ini jadi fokus kita bersama, tanpa mengabaikan sektor yang lain. Tinggal satu semester lagi," kata Panusunan.

Untuk sektor pariwisata, Panusunan memang memberikan catatannya. Ini termasuk sektor yang perlu digenjot lagi kedepannya lantaran berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kepri.

"Share pariwisata memang kecil. Tapi larinya kencang bisa sampai 18 persen," ujarnya.

Dari 2014-2018, Panusunan juga baru mendapati setidaknya ada 200 ribu wisatawan mancanegara yang datang ke Kepri pada Februari-Maret 2018. Biasanya wisatawan paling banyak datang pada Desember setiap tahunnya.

"Ini fakta empirisnya. Ada 200 ribu wisman yang datang ke Kepri Februari-Maret kemarin.
Dampak dari wisman ini tak hanya dari perhotelan saja, tapi sepak terjangnya kemana-mana. Selain memberikan devisa, juga bisa menggerakkan sektor lainnya," kata Panusunan.

Karena itu, dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata, diingatkan perlu menetapkan target yang jelas. 
Termasuk juga memberikan insentif. Saat ini wisatawan mancanegara yang datang ke Kepri masih mayoritas dari Singapura, Malaysia, Tiongkok, Korea dan lainnya.

"Perlu target yang clear. Tak secara total saja tapi target negara-negara yang jadi pasar Kepri ini juga perlu dihitung. Dari Singapura, berapa yang mau digarap. Baru dikumulasikan jadi target Batam, Kepri," ujarnya. (wie)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar