Batam (Antaranews Kepri) - Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau diharapkan dapat mengacu pada Business Friendly Orientation, kata Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang Beom,saat bertemu dengan Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam, Eko Budi Soepriyanto, Kamis (28/6). 


"Dengan segala infrastruktur dan fasilitas yang sudah tersedia diharapkan BP Batam lebih atraktif dalam memberikan kemudahan," kata Kim melalui siaran pers yang diterima Antara.



Kim menilai hubungan antara Indonesia dan Korsel menunjang kerjasama yang baik dalam berbagai aspek seperti budaya maupun investasi pada kedua negara. Salah satunya Kota Batam yang nantinya dinilai mampu menarik investor-investor asing.



Ia mengatakan dengan segala potensi Batam seperti hub logistik dan pariwisata sangat bernilai tinggi bagi perusahaan yang beroperasi di kawasan ini.Terlebih Kota Batam didukung dengan status sebagai kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas.



"Pemerintah Korea akan konsen terhadap perluasan investasi bagi perusahaan asal Korea yang beroperasi di Batam," kata dia.



Anggota 4/Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya, Eko Budi Soepriyanto mengatakan, BP Batam terus mengakselerasi pengembangan Batam menuju kawasan tujuan investasi.



Pengembangan Batam lanjut Eko menjadi basis logistik dan pariwisata dinilai memiliki peluang bagus dalam menunjang pertumbuhan ekonomi.



Menurut Eko dengan status FTZ dan letak geografis yang strategis sangat mendukung pengembangan Kota Batam kepada industri logistik hub dan memberikan banyak kemudahan bagi investor untuk berinvestasi di Batam.



"BP Batam mengambil langkah inisiatif untuk terus berupaya mengembangkan infrastruktur dan fasilitas," kata Eko.



Eko menambahkan BP Batam terus melakukan akselerasi infrastruktur-infratruktur utama seperti di Pelabuhan Batuampar dan Bandara Hang Nadim.



Eko mengatakan proyek prioritas akan ditawarkan BP Batam kepada calon investor melalui proses lelang.



"Negara yang telah membuka diri untuk bersiap menggarap proyek tersebut adalah Jerman, Jepang, Belanda dan Inggris," ucapnya.



Ia berharap melalui duta besar Korsel mampu mempersiapkan para investornya untuk ikut terlibat dalam lelang terbuka pada proyek prioritas BP Batam tersebut.



Sementara itu Kepala Kantor Air dan Limbah BP Batam Binsar Tambunan menyampaikan progres pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) atau waste water treatment plant (WWTP) yang bekerjasama dengan kontraktor Hansol yang berasal dari Korsel.



Dengan pendanaan pinjaman lunak dari pemerintah Korsel telah mencapai progres 15 persen dengan pemasangan pipa telah mencapai 25 kilometer dari 114 kilometer.



"Realisai pembangunan IPAL dari Agustus tahun lalu hingga Mei 2018 sudah 15 persen sesuai target dengan pekerjaan," katanya.



Pengerjaan IPAL tersebut meliputi perekrutan subcon, pembuatan shop drawing, koordinasi dengan berbagai stakeholder, sosialisasi hingga pengiriman dan pemasangan pipa.



Menurut Binsar dukungan pemerintah Korsel dan penggunaan teknologi serta konstruksi jaringan pipa yang dikerjakan langsung tenaga ahli dari Korsel sangat baik serta diperlukan untuk mengatasi kebutuhan air baku bagi masyarakat Batam.(Antara)