Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo Menyampaikan Hasil Pertemuan Hari Kedua Diskusi Membedah dan Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi Batam Triwulan I/2018. (Foto: Nando Sirait)
BATAMTODAY.COM, Batam - Hari kedua diskusi 'Membedah dan Menyikapi Pertumbuhan Ekonomi Batam Triwulan I/2018', yang digelar di Grand I Hotel Batam, Rabu (3/7/2018), Kepala BP Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo, menyatakan saat ini pihaknya sudah dalam posisi sangat siap untuk melakukan reformasi perizinan bagi calob investor.
Menurutnya, pembenahan dan reformasi perizinan menindaklanjuti harapan dari kalangan pengusaha untuk segera direspon pemerintah, pada diskusi sehari sebelumnya. Diantara permintaan pengusaha itu, seperti terkait biaya logistik yang masih tinggi untuk membawa barang dari Batam ke Jakarta. Begitupun dari Batam ke Singapura yang tarifnya lebih mahal, dibanding Jakarta-Singapura.
"Soal ini BP Batam yang memiliki peran difasilitas pelabuhan, akan meningkatkan fasilitas di Batuampar. Di sisi lain, kami juga akan minta Kemenlu (Kementerian Luar Negeri) dan Kemendag (Kementerian Perdagangan), agar jalur roro wilayah Indonesia dipermudah dari Batam," ujarnya.
Di hari pertama diskusi yang diinisiasi BP Batam ini, Selasa (03/07/2018), pihak pengusaha mengajukan permintaan lain menyangkut usaha di kepelabuhanan. Kalangan pengusaha meminta supaya perizinan disederhanakan. Begitupun juga menyangkut tarif supaya kompetitif.
Mengenai upah buruh yang dikaitkan dengan penyesuaian harga bahan pokok juga sempat disinggung. Karena itu ada harapan supaya Batam bisa dijadikan salah satu pusat logistik pangan.
"Dengan begitu diharapkan bisa menekan persoalan UMK, yang setiap tahun menyesuaikan dengan harga bahan pokok. Dalam hal ini BP Batam sudah melakukan komunikasi dengan Kemendag," paparnya.
Sementara itu, Gubernur Kepri , Nurdin Basirun mengajak semua pihak menyatukan pola pikir untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kepri, khususnya Batam.
"Kita diuntungkan dengan letak geografis yang berada di alur perdagangan. Kita harapkan dari pertumbuhan ekonomi 4,47 persen itu pelan-pelan naik hingga 5 persen. Memang perlu terobosan. Hari ini pemerintah sudah berupaya supaya di Batam ada MPP (mal pelayanan publik), nanti juga ada OSS (online single submission)," kata Nurdin.
Nurdin menambahkan, pada 2017 Kepri hanya mengandalkan satu sektor. Padahal ia menganggap, banyak sekali sektor lain di Kepri yang bisa dikembangkan. Seperti Pariwisata, Perikanan, Pertanian dan lain sebagainya. Karena itu Nurdin mengingatkan, meskipun Batam dijadikan parameter pertumbuhan ekonomi di Kepri, daerah lainnya, jangan sampai dilupakan.
"Kemarin kami sudah mendengar apa kendala dari pengusaha dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan ekonomi ini supaya bisa tumbuh," tuturnya.
Editor: Dardani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar