|
Dalam
acara ini, hadir Kepala BP Batam beserta Ibu, Deputi, Anggota Dewan
Pengawas, pejabat eselon tingkat 2, 3, 4 BP Batam dan karyawan/ti BP
Batam. Turut hadir tamu undangan Prof. DR. KH. Said Agil Husin Al
Munawar, MA, Menteri Agama RI periode 2001-2004 selaku penceramah.
Mustofa
Widjaya, Kepala BP Batam mengatakan, dengan berakhirnya momen lebaran
mampu bangkit memulai aktivitas kembali dengan tetap disertai semangat
relegimitas yang tinggi, sebagai manifestasi tumbuh suburnya nilai-nilai
di tanam di bulan Ramadhan.
"Mudah-mudahan dengan Idul Fitri kita benar-benar dalam keadaan suci lahir dan batin. Amin,†kata Mustofa.
Menurutnya,
alangkah indahnya hubungan yang harmonis dan asosiatif dimana bisa
mengesampingkan kepentingan pribadi dan golongan, sehingga muncul
solidaritas yang seakan-akan tanpa pamrih untuk kepentingan agama, nusa
dan bangsa.
"Ingat tugas tugas dan tanggung
jawab sebagai abdi Negara demi memberikan jasa pelayanan yang maksimal
kepada masyarakat," kata Mustofa.
Selain itu,
Mustofa juga mengucapkan selamat kepada enam orang jamaah calon haji
karyawan BP Batam tahun 2015 yang akan berangkat menuju Tanah Suci
Mekkah.
"beliau-beliau ini nantinya akan
menunaikan ibadah yang merupakan salah satu bagian dari rukun Islam.
Semoga ibadah yang akan ditunaikan senantiasa diterima oleh Allah SWT
dan perjalanan menuju Tanah Suci senantiasa dimudahkan tanpa halangan
yang berarti," ucap Mustofa.
Kegiatan
dilanjutkan dengan mendengarkan tausyiah agama dari DR. H. Said Agil
Husin. Ia megatakan, tanda-tanda orang yang mendapat kemenangan dibulan
Ramadhan selama melakukan puasa adalah selalu mensucikan diri dari
segala bentuk kemaksiatan, kejahatan, kedzhaliman, kesombongan,
kemunafikan, kemungkaran, rakus harta kekayaaan dsb.
Kemudian
selalu melakukan dzikrullah, baik sesudah sholat maupun di luar waktu
shalat. Karena dengan dzikir inilah manusia akan bersih hatinya, tenang
dan selalu terkontrol sehingga tidak mudah terjerumus dalam kesesatan.
Selain
itu dia juga mengingatkan agar selalu menegakkan shalat, terutama
shalat wajib lima waktu serta menjauhi hal-hal yang menjadi penyebab
ditolaknya shalat.
"Janganlah kamu menganggap dirimu sendiri telah suci. Allah lebih tahu siapa-siapa orang yang bertakwa," tuturnya.
Menurutnya,
silaturrahim dan halal bihalal adalah untuk saling maaf memaafkan
antara anak dan orang tua, antara suami dan istri, antara teman
sepermainan, antara tetangga, antara atasan dan bawahan, antara rekanan
bisnis, antara petani, antara murid dan guru, juga di antara politisi
sehingga terjadilah hubungan yang harmonis dan asosiatif di antara
mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar