|
BATAM, BP Batam - Kepala Bagian Umum
Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso megatakan bahwa pihaknya sudah
memiliki protokol atau standar operasi prosedur (SOP) penanganan krisis
jika terjadi insiden kebakaran seperti yang menimpa JW Sky Lounge
Terminal 2E di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.
Ia
mengatakan, SOP penanganan krisis sudah disiapkan sejak beberapa tahun
terakhir dan juga selalu dievaluasi setiap pergantian Kepala Bandara.
Bahkan diklaim sudah matang dan siap diaktifkan jika terjadi insiden
baik kebakaran maupun insiden lain seperti pesawat delay, fatal hingga
terorisme.
"Hang Nadim sudah punya SOP krisis
sejak beberapa tahun terakhir dan selalu dievaluasi setiap ganti
pimpinan," kata Suwarso, Senin (6/7/2015).
Menurut
Suwarso, protokol krisis di Hang Nadim terakhir kali diaktifkan tatkala
insiden kebakaran pesawat latih terbang dari sekolah Flybest pada
Februari 2015 lalu. Saat itu, dalam waktu singkat protokol harus aktif
yang meliputi pembatasan siapa saja yang boleh ke apron, menutup akses
bandara dan membuka bandara, menyusun laporan hingga menentukan lokasi
bangkai pesawat.
"Dalam kejadian itu tercatat
protokol krisis aktif mulai dari pukul 09.00 WIB dan pada pukul 12.00
WIB bandara kembali dibuka atau protokol krisis tidak lagi berlaku,"
terangnya.
Lanjutnya, jika sistem penerbangan
terganggu seperti yang terjadi di Soekarno-Hatta, Hang Nadim juga akan
menerapkan sistem manual dalam SOP. Sedangkan untuk audit ruang
komersial, otoritas menegaskan selalu mengaudit dan mengecek pengamanan
setiap enam bulan. Jika ada pengamanan yang kadaluarsa, pihaknya
langsung berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Untuk
simulasi krisis selalu dilakukan. Program kami terakhir tahun lalu,
tapi tahun depan juga ada dan SDM kami cukup dan siap untuk menghadapi
krisis di bandara hang nadim Batam," sebut dia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar