Selasa, 22 Oktober 2019 (Sumber: https://batam.tribunnews.com)
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Meski pimpinan di Badan
Pengusahaan (BP) Batam terus berganti, namun BP Batam tetap
komitmen menyelesaikan permasalahan lahan tidur di
Batam.
Begitu juga dengan kepemimpinan Rudi, wali kota sekaligus
Kepala BP Batam saat ini.
Rudi mengatakan, persoalan lahan tidur tetap akan diselesaikan. Hanya saja
pihaknya perlu waktu untuk itu. Mengingat BP Batam saat ini juga tengah
menunggu Susunan Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) baru BP Batam selesai.
"Untuk lahan tidur, belum. SOTK-nya belum selesai. Belum bisa bahas
itu," kata Rudi, Senin (21/10/2019) sore di Gedung BP Batam.
Ia mengatakan, SOTK yang ada saat ini baru sebatas di tingkat pimpinan.
Mencakup kepala, wakil dan para deputi. Sementara untuk di bawah-bawahnya,
belum ada.
"Itu nanti Perka (peraturan kepala) yang mengatur. Maka kita tunggu
waktunya," ujarnya.
Rudi mengatakan, di ketentuan sebelumnya memang sudah ada pembagian tugas.
Misal untuk Deputi IV nantinya akan mengurusi seluruh unit usaha di BP Batam.
Deputi III, mengurus lahan yang bukan unit penghasil di BP Batam,
termasuk juga aset. Deputi II, selain sebagai perencana juga mengurus soal
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam.
"Baru di deputi, untuk ke bawah cantolannya belum ada. Itu harus diperkuat
Perka, tapi setelah SOTK selesai," kata Rudi.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Kantor Lahan BP Batam,
Imam Bachroni mengatakan, sedikitnya ada 2000 titik lahan yang akan dievaluasi
pihaknya, supaya si penerima alokasi lahan segera membangun. Namun dari 2000
titik ini, memang tidak serta merta langsung ditertibkan. Penertiban dilakukan
secara bertahap.
"Kita harus berhati-hati. Karena ini bisa digugat, dan memakan waktu untuk
proses hukumnya. Makanya, harus yakin banget," kata Imam, Jumat (2/8)
di BP Batam.
Ia menegaskan, tujuan penertiban lahan ini, bukan semata-mata untuk mencabut
alokasi lahan yang sudah diberikan BP Batam.
Melainkan, menjadi pengingat bagi penerima alokasi lahan lainnya, supaya segera
membangun. Dengan begitu, diharapkan ada pergerakan ekonomi di Batam.
Imam mengingatkan, ketersediaan lahan di Batam sudah sangat terbatas.
Sementara, sedianya lahan ini merupakan fasilitas untuk investasi. Banyak
investor yang ingin berinvestasi di Batam, namun terkendala soal lahan. (wie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar