Selasa, 29 Oktober 2019 (Sumber: https://batam.tribunnews.com)
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Nama Sujatno beberapa kali
disebut, saat syukuran Hari Bakti Badan Pengusahaan (BP) Batam ke-48
tahun, Sabtu (26/10/2019) lalu.
Kegiatan digelar di ruang Balairungsari BP Batam dan
dihadiri ribuan pegawai BP Batam, termasuk mantan pimpinan BP Batam sebelumnya
dan pensiunan BP Batam.
Sujatno termasuk satu di antara pegawai dan mantan pegawai
BP Batam yang
mendapat penghargaan yakni berupa pemberian potongan kue ulang tahun.
Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan BP Batam, Wahjoe
Triwidijo K menyerahkan langsung potongan kue ulang tahun kepadanya.
Mengenakan baju Korpri dan kopiah hitam, pria berusia 39
tahun ini tampak percaya diri. Ia maju ke hadapan para hadirin.
Senyum mengembang di wajahnya. Apalagi saat pembawa acara
menyebut prestasi Sujatno.
Dia berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba lewat
Bandara Hang Nadim Batam.
Bukan hanya sekali, ternyata Sujatno yang bertugas di bagian
pengamanan di bandara ini, sudah empat kali menggagalkan penyelundupan barang
terlarang itu.
Karena prestasinya, dua tahun lalu dia juga pernah mendapat
penghargaan dari BP Batam.
"Empat kali, dan semuanya sabu, laki-laki semua yang
bawa," kata Sujatno kepada Tribun, Sabtu lalu.
Dari empat kali itu, barang bukti paling banyak seberat 1
kg.
Modus yang dipakai calon penumpang bervariasi.
Ada yang menyembunyikan di sepatu, di dalam kemaluan, di
dalam speaker yang dimasukkan di dalam bagasi, di dalam tas.
"1 kg sabu itu tahun 2014, disembunyikan di sepatu.
Kalau baru-baru ini sebelum Lebaran, di dalam tas. Barang buktinya 900
gram," ujarnya.
Dia bercerita, butuh kejelian tinggi untuk mengungkap modus
calon penumpang yang membawa narkoba dari Batam, untuk
dibawa ke luar Batam.
Selain itu didukung faktor lainnya.
"Kalau kita ada rasa curiga, kita periksa. Jadi bukan
karena pembawaan orangnya linglung, belum tentu," kata Sujatno.
Feelingnya sudah terlatih untuk curiga terhadap calon
penumpang yang 'aneh'.
Bukan proses yang gampang untuk mendapatkan feeling itu.
Mereka yang bertugas di bagian pengamanan khususnya di
bandara ini, rata-rata sudah punya lisensi dari Kementerian Perhubungan RI
untuk itu.
"Kalau disembunyikannya di dalam body, tentu tergantung
pemeriksaan lagi. Di x-ray, walk through tidak bunyi. Karena sabu bukan
metal," ujarnya.
Sementara jika di di dalam tas, tampilan layar monitor akan
terlihat berbeda. Warna dan bentuk barang yang disembunyikan itu, lain daripada
barang-barang di sekitarnya. Namun, tetap saja yang paling utama soal kejelian
petugas.
"Pemeriksaan penumpang kita lakukan random cek. Kalau
kita rasa curiga, kita lakukan pemeriksaan khusus, apa yang dibawa. Walaupun
dia belum menyatakan barangnya apa," kata Sujatno.
Pemeriksaan ini juga melibatkan petugas Bea dan Cukai. Jika
terbukti narkoba, lantas dilimpahkan ke pihak kepolisian. Sebenarnya, bukan
Sujatno saja yang pernah menggagalkan penyelundupan sabu lewat Bandara Hang
Nadim Batam,
beberapa kawannya juga pernah.
Selama bertugas di bagian pengamanan Bandara, Sujatno dan
kawan-kawannya juga tak lepas dari suka duka. Tak jarang ada yang komplain
karena tak mau diperiksa petugas. Padahal, berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, semua calon penumpang wajib diperiksa. Terkecuali presiden
dan wakil presiden.
"Kita ini kerja melayani masyarakat. Mungkin ada
pelayanan yang nggak sesuai kemauan mereka. Mungkin karena mereka punya
kedudukan, kepentingan khusus. Tapi tetap kita sarankan untuk diperiksa,"
ujarnya.
Sementara sukanya, mereka kerja bertim. Kebersamaan sedapat
mungkin mereka bangun. Susah dan senang mereka rasakan sama-sama. (tribunbatam.id/dewiharyati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar