TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kondisi stok bahan baku air
bersih disebut PT Adhya Tirta Batam (ATB)
semakin menipis.
Bahkan, diperkirakan hanya akan bertahan hingga dua tahun ke
depan, 2021.
Seolah tak ingin tinggal diam, Kepala Badan Pengusahaan
(BP) Batam yang
juga Wali Kota Batam, Rudi akan mengambil langkah-langkah konkret.
Dan akan melibatkan personel yang ada di BP Batam, Forum
Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kota Batam dan
Kepri, termasuk di dalamnya ada TNI/ Polri.
"Tadi saya sudah bilang ke Deputi IV, dua minggu ke
depan kita akan coba untuk turun sama-sama ke dam," kata Rudi, Sabtu
(26/10/2019) lalu di Gedung BP Batam.
Mereka akan membersihkan dam dari sedimentasi seperti
lumpur, eceng gondok, rumput dan lainnya.
Pengendapan akibat material ini mengurangi volume air di
dam.
"Dam sudah dipenuhi lumpur, eceng gondok, rumput. Ini
mengurangi volume air dan berisiko," ujarnya.
Langkah awal, mereka akan turun ke Dam Duriangkang yang
terletak di kawasan Tanjungpiayu, Kecamatan Sei Beduk terlebih dulu.
Seperti diketahui, Dam Duriangkang menyuplai kebutuhan air
bersih paling besar di Batam, dibanding dam lainnya.
Sekitar 70 persen air bersih di Batam berasal
dari dam ini.
"Kalau boleh kita berkemah 1 minggu, 2 minggu di sana
sampai Dam Duriangkang itu bisa bersih betul. Terbebas dari sedimentasi, dan
eceng gondoknya juga bisa dibersihkan," kata Rudi.
Ia juga akan meminta bantuan personel dari Kapolres Barelang
dan seluruh FKPD di Kota Batam dan Kepri.
Dari sisi peralatan, BP Batam juga
akan kedatangan mesin penghancur eceng gondok dalam waktu dekat, perkiraannya
akhir November.
Keberadaan alat ini diharapkan dapat mendukung performa
dam-dam yang ada di Batam.
"Dari laporan Deputi IV BP Batam, Syahril
Japarin, lelang alatnya sudah selesai. Kita fokus ke Duriangkang dulu karena di
situ yang terbesar, baru nanti Sei Harapan dan lainnya," ujarnya. (tribunbatam.id/dewi
haryati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar