Deputi BP Batam Bidang Perencanaan dan Pengembangan saat menerima surat tuntutan warga Baloi Kolam
BATAM, klik –
Badan Pengusahaan (BP) Batam membantah tudingan warga bahwa mereka
menjalin kerja sama dengan TNI untuk menggusur pemukiman warga Baloi
Kolam. Begitu juga mengenai tuduhan adanya MoU dengan PT Alfinky yang
mengklaim sebagai pemilik lahan Baloi Kolam.
Deputi BP Batam Bidang Perencanaan dan Pembangunan BP Batam, Junino
Jahja membenarkan adanya kesepakatan atau MoU dengan TNI AD Kodam I
Bukit Barisan, namun untuk melakukan topografi lokasi atau pendataan
ulang mengenai lahan yang ada di Batam. Itu untuk mengetahui mana lahan
yangsudah dihuni dan mana lahan yang masih kosong sebagai data buat BP
Batam.
”Ini kita lakukan kerja sama dengan TNI AD Kodam I Bukit Barisan
karena mereka memiliki alatnya dan pastinya bukan dengan senjata. Dengan
lahan yang luas ini, BP Batam perlu mendata untuk mengecek dan kita tak
punya alat untuk soal itu, maka kita perlu bantuan TNI untuk pemetaan.
Jadi kalau warga menuduh BP Batam bekerja sama dengan TNI untuk mendata
dan menggusur warga Baloi kolam itu tidak benar, karena BP Batam tidak
pernah melakukan kerja sama dengan TNI untuk mendata warga Baloi Kolam,”
ungkapnya.
“Mengenai MoU PT Alfinky dengan BP Batam juga tidak ada karena sampai
sekarang surat itu tidak ada sama kita,” sambungnya menegaskan.
Junino juga meyampaikan, pihaknya belum bisa menjanjikan apa-apa
kepada masyarakat Baloi Kolam terkait pendataan warga oleh pihak TNI.
“Sekarang lahan-lahan yang ada di Batam sedang kita data ulang, kalau
ada lahan tidur itu akan kita periksa dan kalau pemiliknya tidak
membangun kita akan ambil kembali,” ujarnya.
Selain itu juga BP Batam akan melakukan inventarisir permasalahannya
seperti apa dari pengalokasiannya karena beritanya masih simpang siur.
BP Batam akan segera mencari data-data mengenai lahan tersebut baik dari
warga yang katanya memiliki data tersebut ataupun nantinya dari pihak
lainnya.
Sementara itu warga Baloi Kolam masih cemas bakal terjadinya konflik
dengan aparat TNI tersebut dan meminta BP Batam untuk menarik TNI yang
ada di wilayah mereka.
“Kami minta satu pekan agar BP Batam segera ambil alih untuk
selesaikan masalah ini karena masyarakat sudah resah. Jangan sampai kami
bentrok dengan TNI,” ujar beberapa Ketua RT Baloi Kolam saat diterima
oleh Junino Jahja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar