|
BATAM, BP Batam -
Ketua Komite II, Parlindungan Purba dan anggota DPD RI Djasarmen Purba
melakukan kunjungan ke Badan Pengusahaan (BP) Batam, Senin
(11/7/2016). Kunjungan tersebut diterima Sigit Priadi Pramudito selaku
Anggota 1/Deputi Bidang Administrasi dan Umum serta Gusmardi Bustami,
Anggota 5/Deputi Bidang Pelayanan Umum.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Komite II, Parlindungan Purba, mengatakan bahwa dia dan rombongan datang ke Batam menggunakan Kapal Kelud. Dia mengatakan bahwa Komite II sangat konsen dengan BP Batam terutama mengenai pelabuhan.
"Komite II DPD konsen dengan BP Batam. Harapan, apa yang bisa dibantu dari DPD agar memperlancar tugas Bapak," kata Parlindungan.
Sementara Djasarmen Purba mempertanyakan beberapa permasalahan yang terjadi di Pelabuhan Batuampar, yakni mengenai kabar bahwa pembangunan pelabuhan tersebut karena adanya pipa optik gas yang berseliweran di sana.
Kemudian masalah pemindahan pelabuhan penumpang di Batuampar. "Tanjung Sauh agar bisa bertumbuh dan berkembang apakah jadi atau tidak," ujar Djasarmen.
Menjawab hal tersebut, Gusmardi Bustami mengatakan, bahwa BP Batam sudah berubah dari Otorita Batam, di mana harapannya bisa membangun Batam dengan kekuatan sendiri.
"Sekarang ini kita harus mencari pendanaan untuk membangun Batam ke depan seperti apa yang kita harapkan," ujar Gusmardi.
Menurutnya, visi ke depan ingin Batam meningkatkan dan bersaing dengan kawasan serupa di sekitar Asia seperti Johor, Vietnam dan Myanmar.
"Visi ke depan buat Batam jadi tempat berinvestasi, mendorong perekonomian Indonesia ke depan. Perbaikan secara internal dan eksternal. Mendorong pertumbuhan di Batam," terangnya.
Ia mengatakan, banyak hak yang harus dilakukan. Masalah tanah sudah banyak yang tahu bagaimana rumitnya. Pasalnya, penduduk masuk ke Batam membutuhkan lahan untuk pemukiman. Sedangkan Batam akan dibangun apartemen, tidak lagi kavling-kavling, karena sangat terbatas yang diberikan Tuhan tersebut. "Gunakan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Selain itu, lanjutnya, ke depan BP Batam akan fokus pada industri yang advance, produk dengan teknologi tinggi. "Ke depan kami lebih fokus ke industri advance teknologi tinggi. Kalau fokus ke low skill, akan banyak permasalahan," ungkapnya.
Terkait adanya pipa yang menghambat pembangunan pelabuhan Batu Ampar, Gusmardi menyampaikan telah banyak mendapat informasi tersebut. Namun belum memiliki bukti kongkritnya.
"Saya belum lihat gambarnya, banyak informasi menyatakan demikian sehingga kapal besar tidak bisa nyandar. Informasi sudah diterima dari mana-mana. Bayangkan kalau bisa berkembang dengan baik, bisa bersaing dengan Singapura. Harus bisa kita buktikan, tidak bisa hanya informasi," tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Komite II, Parlindungan Purba, mengatakan bahwa dia dan rombongan datang ke Batam menggunakan Kapal Kelud. Dia mengatakan bahwa Komite II sangat konsen dengan BP Batam terutama mengenai pelabuhan.
"Komite II DPD konsen dengan BP Batam. Harapan, apa yang bisa dibantu dari DPD agar memperlancar tugas Bapak," kata Parlindungan.
Sementara Djasarmen Purba mempertanyakan beberapa permasalahan yang terjadi di Pelabuhan Batuampar, yakni mengenai kabar bahwa pembangunan pelabuhan tersebut karena adanya pipa optik gas yang berseliweran di sana.
Kemudian masalah pemindahan pelabuhan penumpang di Batuampar. "Tanjung Sauh agar bisa bertumbuh dan berkembang apakah jadi atau tidak," ujar Djasarmen.
Menjawab hal tersebut, Gusmardi Bustami mengatakan, bahwa BP Batam sudah berubah dari Otorita Batam, di mana harapannya bisa membangun Batam dengan kekuatan sendiri.
"Sekarang ini kita harus mencari pendanaan untuk membangun Batam ke depan seperti apa yang kita harapkan," ujar Gusmardi.
Menurutnya, visi ke depan ingin Batam meningkatkan dan bersaing dengan kawasan serupa di sekitar Asia seperti Johor, Vietnam dan Myanmar.
"Visi ke depan buat Batam jadi tempat berinvestasi, mendorong perekonomian Indonesia ke depan. Perbaikan secara internal dan eksternal. Mendorong pertumbuhan di Batam," terangnya.
Ia mengatakan, banyak hak yang harus dilakukan. Masalah tanah sudah banyak yang tahu bagaimana rumitnya. Pasalnya, penduduk masuk ke Batam membutuhkan lahan untuk pemukiman. Sedangkan Batam akan dibangun apartemen, tidak lagi kavling-kavling, karena sangat terbatas yang diberikan Tuhan tersebut. "Gunakan sebaik mungkin untuk kepentingan masyarakat," katanya.
Selain itu, lanjutnya, ke depan BP Batam akan fokus pada industri yang advance, produk dengan teknologi tinggi. "Ke depan kami lebih fokus ke industri advance teknologi tinggi. Kalau fokus ke low skill, akan banyak permasalahan," ungkapnya.
Terkait adanya pipa yang menghambat pembangunan pelabuhan Batu Ampar, Gusmardi menyampaikan telah banyak mendapat informasi tersebut. Namun belum memiliki bukti kongkritnya.
"Saya belum lihat gambarnya, banyak informasi menyatakan demikian sehingga kapal besar tidak bisa nyandar. Informasi sudah diterima dari mana-mana. Bayangkan kalau bisa berkembang dengan baik, bisa bersaing dengan Singapura. Harus bisa kita buktikan, tidak bisa hanya informasi," tuturnya.
Batam harus terus berubah,Sesuai dg Perkembangan Dunia....SEMANGAT...!!!
BalasHapus