Selasa, 4 November 2014 (Sumber : Haluan Kepri)
Batam (HK) - Warga Kampung Tereh, Kelembak, dan Sambau, Nongsa, Kota Batam mengeluhkan aktifitas reklamasi Pantai Kampung Belian dan Kampung Tuak kecamatan Batam Kota yang mengancam matapencaharian masyarakat.
"Aktifitas reklamasi sudah berlangsung tujuh bulan dan tepat berada pasa seberang pantai kami. Apalagi awalnya bakau bagus dan menjadi tempat kami mencari ikan, kepiting, udang dan hasil laut lain," kata perwakilan warga Nongsa, Batam, Seno, Jumat (31/10).
Reklamasi tersebut menghancurkan hutan bakau yang selama ini menjadi penahan abrasi dan tempat hidup binatang laut yang menjadi sumber mata pencaharian nelayan tiga desa tersebut.
"Sebelumnya sudah berupaya menemui dan menjalin komunikasi dengan manajemen PT Batam Central Marina (BCM) sebagai pihak yang melakukan reklamasi hingga 100 hektare tersebut, namun tidak ada tanggapan," kata dia.
Warga, kata Seno, hanya ingin menanyakan kegiatan tersebut, karena sebelumnya tidak ada sosialisasi dari pemerintah dan perusahaan.
"Kepentingan kami hanya agar kawasan melaut tidak dirusak agar nelayan tetap mendapatkan hasil," kata Seno.
Warga lain, Idris mengatakan sudah sempat menghentikan aktifitas reklamasi tersebut namun hanya sementara dan beroperasi lagi pada malam hari.
Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam, Dendi N Purnomo mengatakan tengah mengumpulkan data mengenai perizinan kegiatan tersebut.
"Itu sudah sangat lama. Kami tengah mengumpulkan data-data mengenai perizinannya," kata dia.
Dendi mengatakan, berdasarkan keterangan staf di Bapedal Kota Batam, izin atas kegiatan tersebut sudah sangat lama.
"Kami kumpulkan dulu data-datanya. Saat ini kami belum bisa berikan keterangan lebih banyak," kata Dendi. (ant)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar