|
BATAMTODAY.COM Batam -
PT Pembangunan Perumahan (persero) Tbk., butuh waktu sampai November
2017 untuk menyelesaikan pembangunan jembatan layang atau flyover di
Simpang Jam, Kota Batam. Saat ini, progres pengerjaan sudah mencapai
23,5 persen.
Jembatan layang pertama di Batam itu, kata Himler, pimpinan proyek (pimpro) dari Kementerian PUPR, mampu menahan beban 2,5 kali lebih berat dari daya tampung. Bahkan, dirancang untuk mampu bertahan selama 100 tahun.
"Flyover ini juga dirancang untuk mampu menahan getaran dan mampu menahan beban paling berat dari semua jenis kendaraan," kata Himler, saat memberi pemaparan di Kantor BP Batam, Jumat (27/10/2016) sore.
Pengerjaan flyover di Simpang Jam, memakan waktu selama 700 hari kalender, terhitung sejak 17 Desember 2015, dengan panjang 165 meter dan lebar 32,2 meter. Biaya yang dikucurkan untuk membangun jembatan itu sampai dengan rampaung mencapai Rp180 miliar lebih.
"Setelah pengerjaan selesai, masa pemeliharaan berlangsung selama 730 hari," ujar Ardi, Operasional Manager PT PP (persero) Tbk.
Tahapan pembangunan yang sedang dikerjakan, kata Ardi, menyelesaikan frontage atau jalur samping kiri dan kanan, pondasi tiang penyangga, oprit arah Nagoya serta oprit arah Bandara. Progresnya mengalami keterlambatan sekitar 0,5 persen lantaran faktor cuaca dan pengalihan arus lalu lintas.
Untuk mencapai target pengerjaan, sambung Ardi, PT PP (persero) Tbk., berupaya keras memininalisir kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Jika pengerjaan tidak selesai tepat waktu, maka perusahaan plat merah itu akan dikenakan sanksi, sesuai dengan aturan kontrak kerja.
"Sampai saat ini, progres pembangunan flyover masih sesuai rencana," ujar dia.
Jembatan layang pertama di Batam itu, kata Himler, pimpinan proyek (pimpro) dari Kementerian PUPR, mampu menahan beban 2,5 kali lebih berat dari daya tampung. Bahkan, dirancang untuk mampu bertahan selama 100 tahun.
"Flyover ini juga dirancang untuk mampu menahan getaran dan mampu menahan beban paling berat dari semua jenis kendaraan," kata Himler, saat memberi pemaparan di Kantor BP Batam, Jumat (27/10/2016) sore.
Pengerjaan flyover di Simpang Jam, memakan waktu selama 700 hari kalender, terhitung sejak 17 Desember 2015, dengan panjang 165 meter dan lebar 32,2 meter. Biaya yang dikucurkan untuk membangun jembatan itu sampai dengan rampaung mencapai Rp180 miliar lebih.
"Setelah pengerjaan selesai, masa pemeliharaan berlangsung selama 730 hari," ujar Ardi, Operasional Manager PT PP (persero) Tbk.
Tahapan pembangunan yang sedang dikerjakan, kata Ardi, menyelesaikan frontage atau jalur samping kiri dan kanan, pondasi tiang penyangga, oprit arah Nagoya serta oprit arah Bandara. Progresnya mengalami keterlambatan sekitar 0,5 persen lantaran faktor cuaca dan pengalihan arus lalu lintas.
Untuk mencapai target pengerjaan, sambung Ardi, PT PP (persero) Tbk., berupaya keras memininalisir kendala-kendala yang terjadi di lapangan. Jika pengerjaan tidak selesai tepat waktu, maka perusahaan plat merah itu akan dikenakan sanksi, sesuai dengan aturan kontrak kerja.
"Sampai saat ini, progres pembangunan flyover masih sesuai rencana," ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar