batampos.co.id – Blackmagic Design Manufacturing
(BDM) asal Australia resmi berinvestasi di Batam, Senin (7/11). Mereka
memanfaatkan fasilitas layanan Izin Investasi 3 Jam (I23J) dan Kemudahan
Investasi Langsung Konstruksi (KILK) Badan Pengusahaan (BP) Batam.
“Mereka datang tadi pukul 14.00 WIB. Kami urus prosesnya. Ini selesai
pukul 17.00 WIB,” kata Kepala Sub-Direktorat Penanaman Modal BP Batam,
Adi Sugiharto.
BDM merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang usaha
industri peralatan perekam, penerima, dan pengganda audio dan video.
Peralatan tersebut biasa digunakan untuk memproduksi peralatan film dan
broadcast. Seperti, production switchers, video viewing and monitoring,
dan equipment converters.
Mereka menanamkan modal sebesar 4 juta USD. Ketika telah beroperasi,
perkiraan nilai ekspor produk yang dihasilkan per tahunnya mencapai
46,75juta USD.
Perusahaan ini akan menyerap tenaga terampil lokal sebanyak 150 hingga 200 orang. Sejauh ini, hanya satu ekspatriat yang bekerja di sana.
“Kami memprioritaskan tenaga lokal. Sekarang kami mulai mencari,” kata Direktur Operasional BDM, Kiong Wi Zen.
BDM akan beroperasi di Kawasan Industri Batamindo. Mereka akan
menggunakan lahan seluas 1 hektare di sana. Kiong mengatakan, persiapan
sudah dimulai bulan November ini.
“Sehingga kami bisa mulai produksi di bulan Desember. Satu bulan cukup untuk melakukan persiapan,” katanya.
Kiong memilih Batam sebagai lokasi investasi lantaran letaknya yang
berdekatan dengan Singapura. Mereka memilih Kawasan Industri Batamindo
karena infrastrukturnya sudah lengkap dan baik.
Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro mengatakan, BP Batam sengaja
menyodorkan kawasan industri sebagai lokasi investasi. Sebab,
infrastruktur di kawasan itu sudah lengkap. Seperti listrik dan air.
“Ada beberapa kawasan industri yang tersedia lahannya. Kami juga
ingin membantu kawasan industri yang masih luas lahannya,” kata Hatanto.
Masuknya BDM bermakna besar bagi BP Batam. Ini artinya Batam masih
menjadi daya tarik bagi para investor. Hatanto berharap, BDM dapat
memicu investor-investor lain untuk segera membuka usahanya di Batam.
“Kami ingin perizinan ini menjadi perhatian yang serius. Kalau tidak,
bisa berakibat pada kurangnya minat investor,” tutur Hatanto.
Sebelum BDM, fasilitas I23J dan KILK juga dimanfaatkan oleh Koh
Brothers Limited dan PT Inerco. Keduanya perusahaan berbendera
Singapura.
Koh Brothers Limited menanamkan investasi awal sebesar 30juta USD.
Perusahaan ini memproduksi concrete block. Sementara PT Inerco
menanamkan investasi awal sebesar 70 juta. PT Inerco bergerak di bidang
produksi rubber oil refinery dan TDAE – Treated Distile Aromatic
Extract.
Penandatanganan nota kesepahamannya dilakukan di depan Menteri Koordinator Perekonomian di Jakarta, 19 September lalu.
“Dalam waktu dekat ini mungkin ada dua perusahaan asing lagi yang
akan membuka usahanya di Batam. Tapi mereka belum mau diperkenalkan.
Kita tunggu saja,” ujar Deputi V BP Batam, Gusmardi Bustami. (ceu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar