SK, Batam – Presiden Republik Indonesia yang ke 3, Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie melakukan serangkaian kegiatan di Batam, Kepulauan Riau. Disela kunjungannya, B.J.Habibie berkunjung ke Kantor BP Batam untuk bersilaturahmi dan bertatap muka dengan karyawan/i BP Batam pada tanggal 30 April 2019.
Kunjungannnya kali ini seolah menjadi nostalgia saat menjabat Ketua Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam – kini dikenal dengan BP Batam. Dan kedatangan B.J.Habibie (Bapak Pembangunan Kota Batam) di ruang Balairungsari disambut dengan hangat oleh Kepala BP Batam Edy Putra Irawady beserta 500 orang lebih karyawan yang hadir.
B.J.Habibie yang selama 20 tahun memimpin Otorita Batam mulai tahun 1978 hingga 1998 memaparkan, bahwa Batam merupakan ujung tombak Indonesia. Dalam masa kepemimpinannya Habibie membuat Batam berkembang sangat pesat. Ia membuat strategi dan arah pembangunan Batam tidak hanya sekedar basis logistik pertamina, melainkan menciptakan Batam menjadi proyek nasional yang bernilai sangat tinggi untuk kepentingan nasional dengan menyiapkan sarana dan prasarana infrastruktur untuk mengundang investasi ke Batam.
Habibie juga mengingatkan agar semua perencanaan Batam saat ini harus kembali pada Undang-Undang yang mengaturnya.
“Batam itu dibangun bukan tanpa alasan, Batam itu ujung tombak NKRI, tidak ada jalan lain, Batam Harus Back to Basic” katanya.
Habibie mengulas kisah historis Pulau Batam, bahwa Batam dahulu dibangun dengan riset dan ahli terbaik untuk membangun sarana prasarana infrastruktur sehingga dapat memberi Value Added bagi keberadaan Batam yang merupakan pusat bisnis strategis di perairan Selat Malaka. Ia membangun jembatan Barelang juga agar Batam menjadi besar dan memiliki daya tarik bagi pengembangan investasi.
“Batam” itu berada di lokasi strategis di perairan Selat Malaka (dulu Batam disebut segi tiga emas). Inilah alasannya mengapa Batam dipilih saat itu, dan kita manfaatkan dengan menggunakan teknologi terbaik agar kita tidak ketinggalan dan saat itu kami berhasil mengembangkan Batam. Saat itu ada kebebasan untuk berpikir bertindak berkarya serta tidak dihalang-halangi, dan Ketua Otorita Batam langsung bertanggung jawab dibawah Presiden, karena ini kawasan strategis yang harus dikembangkan,” jelas Habibie.
Oleh sebab itu untuk mengembangkan Batam di era saat ini, Habibie berpesan kepada para karyawan BP Batam, bahwa Pentingnya membangun Batam dengan sumber daya manusia yang memiliki ilmu pengetahuan, berdaya saing yang tinggi, produktivitas tinggi, mengikuti perkembangan teknologi serta terampil, dan yang terpenting adalah beriman dan bertaqwa. Kesemuanya akan menjadi proses pembudayaan yang baik melalui proses sinergi 2 unsur yakni : budaya kerja dan agama. Dirinya melihat ilmu pengetahuan dan iman akan menjadi kebutuhan bagi keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia termasuk Batam yang merupakan ujung tombak Indonesia.
Habibie juga berpesan kepada para Pimpinan BP Batam saat ini, bahwa Batam harus menjadi wahana yang valuable dimana peradaban manusia yang ada dapat menikmati proses keunggulan untuk meningkatkan produktivitasnya yakni dengan ketersediaan lapangan kerja, sarana dan prasarana pendidikan yang semakin baik disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.
Dipenghujung sambutannya, Habibie berpesan kepada seluruh karyawan agar fokus memperbaiki kualitas diri dengan ilmu pengetahuan guna melanjutkan tongkat estafet pembangunan Batam yang berkelanjutan demi generasi berikutnya.
“Saya yakin anda lebih baik dari generasi saya, inilah yang disebut Estafet yang terus berjalan, jangan lupa sasaran tugas utama membangun Batam, jangan terlalu banyak politik, tingkatkan kemampuan SDM, konsentrasi pada pekerjaan dan terus berlomba tingkatkan kualitas diri,” ungkapan pesan Habibie. (rm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar