Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 29 Mei 2019

4 Bulan, Investasi Rp 691,4 Miliar

Rabu, 29 Mei 2019 (Sumber: batampos.co.id)


ilustrasi
batampos.co.id – Sektor manufaktur mencatatkan realisasi investasi baru. Ada 6perusahaan yang tersebar di beberapa kawasan industri Batam melakukan ekspansi usaha di Batam.
“Nilai proyek ekspansi mencapai Rp 1,8 triliun dan akan merekrut 1.724 orang tenaga kerja. Keenam perusahaan itu juga semuanya ada di Kawasan Industri Batamindo,” ujar Kepala BP Batam, Eddy Putra Irawadi.
Salah satu perusahaan yang melakukan ekspansi terbesar yakni PT Infineon Tecnologies Batam.
Perusahaan ini joint venture antara Jerman, Malaysia, Singapura, dan Hongkong. Perusahaan industri semikonduktor dan komponen elektronik ini berinvestasi sebesar Rp 884 miliar dan akan merekrut 1.000 tenaga kerja di Batam.
Berikutnya, PT Siix Electronics Indonesia dari Jepang akan berinvestasi sebesar Rp 689 miliar dan akan merekrut 100 tenaga kerja. Siix bergerak di bidang industri barang dan peralatan teknik.
Lalu, ada PT NOK Asia Batam dari Singapura. Industri barang dari karet ini berekspansi senilai Rp 96,5 miliar dan akan merekrut 50 tenaga kerja.
Kemudian, PT Rubycon Indonesia dari Jepang yang bergerak di bidang industri semikonduktor dan komponen elektronik akan berinvestasi Rp 89 miliar dan akan merekrut 250 orang tenaga kerja.
Selanjutnya, ada PT Excelitas Technologies Batam dari Singapura yang juga bergerak di bidang industri semikonduktor dan komponen elektronik akan berinvestasi Rp 29 miliar dan akan merekrut 140 tenaga kerja.
Dan terakhir, PT Ciba Vision yang bergerak di bidang industri lensa kontak. Perusahaan joint venture dari negara Asia, Eropa, dan Amerika ini akan ekspansi senilai Rp 11,9 miliar dan akan merekrut 184 orang tenaga kerja.
“Sedangkan untuk investasi baru, hingga pertengahan April, investasi yang sudah pasti masuk ke Batam sudah mencapai angka Rp 691,4 miliar dengan jumlah rekrutan sebanyak 1.162 tenaga kerja,” jelas Eddy.



Selain itu, ada 4 perusahaan besar yang sudah memastikan akan menanamkan modalnya di Batam.

Maruho Hatsugyo Batam yang berasal dari Jepang adalah salah satunya. Maruho ini bergerak di bidang usaha industri barang dari kawat.
Nilai investasinya Rp 23,4 miliar dan merekrut 22 orang tenaga kerja.
Berikutnya, PT Sammyung Precision Batam dari Korea. Perusahaan ini bergerak di bidang industri semikonduktor dan komponen elektronik. Nilai investasi sebesar Rp 63 miliar dan akan merekrut 80 orang tenaga kerja.
Lalu, ada PT SimatelexManufactory Batam yang berasal dari Hongkong. Perusahaan ini bergerak di bidang industri peralatan listrik rumah tangga. Nilai investasinya Rp 45 miliar dan akan merekrut 80 orang tenaga kerja.
Dan terakhir ada PT Pegatron Technology Indonesia dari Taiwan. Perusahaan ini bergerak di bidang industri komputer barang elektronik dan optik. Nilai investasi Rp 500 miliar dan akan merekrut 1.000 tenaga kerja.
Singapura tak mau ketinggalan. Negara tetangga itu mengaku sangat tertarik untuk membuka investasi baru di sejumlah sektor, khususnya sektor digital. Konsul Jenderal Singapura di Batam, Mark Low, mengatakan kerja sama di bidang digital akan semakin menarik. Potensinya sangat luar biasa seperti yang dapat dilihat dari besarnya pengaruh GoJek yang sudah masuk dalam kategori unicorn.
Edy menambahkan, dinamika kebijakan dan aturan serta status Batam saat ini tidak terlalu memengaruhi investasi. Pihaknya tetap mengoptimalkan investor masuk ke Batam meski status kota ini sedang menjadi pembahasan panas secara lokal.
“Kepercayaan kepada Batam sebagai daerah tujuan investasi terus meningkat dalam empat tahun ini,” kata Eddy lagi.
Pernyataan Eddy ini juga didukung data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pada empat tahun lalu atau tahun 2015, Batam merupakan kota dengan penanaman modal asing terbesar di Indonesia dan membukukan kota ini sebagai tujuan utama investasi asing dan domestik, mengalahkan Jawa dan Kalimantan.
Sedangan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam mencatat, investasi Batam pernah pesat dengan pertumbuhan rata-rata 10,31 persen per tahun pada dekade 1990-1999.
“Rentang 2000-2011 realisasi investasi sebagai salah satu penunjang data pertumbuhan ekonomi, menurun dengan rata-rata 7,68 persen per tahun,” ujar Kepala BPS Batam, Rahyudin, Rabu (22/5) lalu.
Namun pada tahun-tahun setelahnya, Batam dan Kepri mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tahun 2012 misalnya, laju pertumbuhan berada di angka 7,63 persen, 2013 7,21 persen, 2014 6,60 persen, 2015 makin menurun ke titik 6,01 persen dan 2016 terjun bebas hanya di 5,03 persen. (leo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar