Hatanto Reksodiputro. Foto: cecep mulyana/batampos
batampos.co.id – Keluhan pengusaha terhadap
persoalan lahan di Batam yang dinilai pengalokasiannya banyak fiktif dan
tumpang tindih, kini menjadi prioritas Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Kepala BP Batam Hatanto menjanjikan transparansi dalam pengelolaan
lahan di Batam setelah audit lahan menyeluruh selesai dilakukan.
BP Batam bahkan tengah membuat gebrakan dengan menyediakan informasi
menyeluruh soal lahan di website yang bisa diakses siapa saja melalui
online. Tidak ada lagi informasi lahan yang ditutup-tutupi.
“Kita akan bereskan semuanya. Tahap awalnya kami lakukan audit. Hasil
auit itu jadi bekal menuju transparansi pemanfaatan lahan di Batam,”
ujar Hatanto yang hadir di rapat pimpinan Kadin Batam di Hotel Harris
Batamcenter, Kamis (28/4/2016).
Hatanto meminta semua pihak yang ingin mengurus lahan untuk bersabar.
Saat ini, audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dilakukan secara menyeluruh dan tuntas
masih berlangsung.
“Kami berharap audit ini juga dilakukan secepatnya. Harapannya Batam semakin baik lagi,” katanya.
Hatanto mengatakan, dari hasil audit lahan menyeluruh itu nanti akan
ketahuan mana lahan yang sudah dialokasikan tapi belum dibangun,
termasuk kendala yang dihadapi sehingga pengusaha tak membangunnya.
Selain itu, lahan-lahan kosong juga akan teridentifikasi di semua
lokasi di Batam, termasuk kawasan strategis. Luasan yang sudah
dialokasikan, tengah dialokasikan, belum dialokasikan, yang bermasalah,
yang tak bermasalah, dan lainnya akan teridentifikasi semua.
“Dari situ nanti kita urai satu-satu berdasarkan persoalannya, sehingga semua menjadi clear,” tegasnya.
Jika ada persoalan lahan yang menuntut adanya penyelesaian melalui
jalur hukum atau penegakan hukum, maka BP Batam akan menempuh jalur
hukum itu. Intinya, kata Hatanto, semua akan diselesaikan. Tidak ada
yang menggantung.
Di acara tersebut, sejumlah pengusaha memang mengeluhkan berbagai persoalan yang muncul terkait lahan di Batam.
Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batam, Rinaldi, mengaku
sering mendapat keluhan seputar persoalan ini dari kalangan pengusaha.
Salah satunya dialami oleh calon investor asal Singapura yang mengaku
mendapat alokasi lahan fiktif dari BP Batam.
“UWTO (uang wajib tahunan Otorita, red) sudah dibayar 10 persen. Tapi lahannya tidak ada,” kata Rinaldi.
Menurut Rinaldi, selain merugikan calon investor, kondisi ini juga
sangat mengganggu iklim investasi di Batam. Sebab ketersediaan lahan
merupakan bagian penting dari kegiatan investasi.
Hal senada juga disampaikan Ketua DPD REI Khusus Batam, Djaja
Roeslim. Menurutnya, persoalan lahan di Batam merupakan masalah klasik
yang seolah tak ada ujungnya.
Namun setelah kendali BP Batam diambil alih oleh pusat melalui Dewan
Kawasan Batam, Djaja berharap tata kelola lahan di Batam akan semakin
transparan. Sehingga para calon investor tak perlu lagi kesulitan
mendapatkan alokasi lahan untuk mendukung kegiatan investasi mereka.
Selain masalah lahan fiktif, Djaja juga mengungkap persoalan lain
yang tak kalah sering dihadapi pengusaha. Yakni soal sulitnya penerbitan
Peruntukan Lahan (PL) dari BP Batam kepada pengusaha yang sudah
mendapatkan izin alokasi lahan. Kondisi ini memicu maraknya lahan tidur.
“Jadi bukan sepenuhnya kesalahan pengusaha. Tapi mereka tak bisa
membangun lahannya karena belum punya PL dari BP Batam,” keluhnya. (ian/bp/nur)
kavling KSB di batam merupakan lahan empuk bagi org org tertentu, karena di jual kepada masyarakat dengan harga tinggi, sementara lahan tersebut rawan banjir, luapan pasang air laut aja sampai ke daerah pemukiman, siapa yang bertanggung jawab
BalasHapus