|
BP BATAM, Batam - Dalam
rangka menjajaki kerja sama antara Canada dengan Batam, Indonesia, Duta
Besar Canada untuk Indonesia, Mr. Donald Bobias didampingi Trade
Commissioner Canada, Mrs. Melani, melakukan kunjungan kehormatan kepada
Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro. Pertemuan khusus tersebut
bertempat di ruang rapat Kepala BP Batam, Jumat (29/4/2016).
Adapun kunjungan diterima langsung oleh Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro didampingi anggota 2/ Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan Junino Jahja, Direktur Promosi dan Humas Purnomo Andiantono, Kepala Biro Perencanaan Program dan Litbang Horman Pudinaung dan sejumlah pejabat eselon III dan IV di lingkungan BP Batam.
Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama ke Batam bagi Mr. Donald, dirinya menyampaikan bahwa kunjungannnya guna mencari tahu lebih jauh keuntungan dari berinvestasi di Batam, khususnya bagi pengusaha Canada.
Hal paling utama ditanyakan adalah kemudahan untuk perizinan investasi, prosedur eksport dan import mengingat kerjasama Canada dan Indonesia telah berlangsung lama hingga ke Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan mereka, mencapai angka USD 50 million untuk ekspor dan project PPP (Project Private Partnership) USD 50 Million, serta tentu mereka ingin mengetahui insentive lain yang diterima bagi investor di Batam.
Hubungan kerja sama antara Canada dan Indonesia khususnya BP Batam sendiri telah berlangsung sejak tahun 2002, dimana CIDA (Canada International Development Agency) yang dulu pernah menempatkan expert (tenaga ahlinya) yang membantu membuat logo BP Batam juga menjadi marketing strategi bagi BP Batam.
Sementara itu banyak produk-produk Canada yang telah masuk market Indonesia dan cukup dikenal, mulai dari cosmetic, finance, begitupun sebaliknya banyak juga produk Indonesia yang berhasil diterima market Canada seperti paper, clothing, sport shoes, creative industry hingga bentuk investasi lainnya.
Terutama dengan status FTZ Batam semakin membuat mereka tertarik untuk masuk dan ingin tahu lebih banyak. terkhusus dalam bidang software, animasi, human resources yang ahli, auto parts untuk injection molding yang mana Batam juga memiliki SDM yang skilled atau ahli di bidangnya.
Kepala BP Batam menanggapi dengan optimis kunjungan Kedubes Canada kali ini. Hatanto manyampaikan bahwa perubahan FTZ menjadi KEK nantinya tidak akan mengurangi insentive apapun yang telah ditawarkan Batam dalam bentuk Free Trade Zone.
Sebaliknya, akan diberikan insentive dan kemudahan lebih bagi para investor yang ingin berinvestasi di Batam. Jaminan kemudahan juga diberikan dengan percepatan perizinan dan sistem berbasis online.
Ditambah lagi dukungan pemerintah pusat terhadap percepatan pertumbuhan investasi Batam, dalam hal ini berbagai Kementerian yang tergabung dalam Dewan Kawasan, tentu akan memberikan kepastian investor dalam berinvestasi.
"Kalau ada investor yang tertarik, kami persilahkan datanglah kepada kami, karena kami yang mengelola investasi," kata Hatanto.
Sektor lain yang langsung menjadi perhatian bagi Mr. Donald adalah industri coklat. Canada mencari perusahaan Indonesia yang bisa supply bahan cocoa powder dan Batam memiliki beberapa factory industry coklat yang memiliki fokus pada penghasil coklat ekspor. Hal ini mengingat bagi Canada bahan pembuat coklat seperti cocoa memiliki nilai yang sangat tinggi di negara mereka.
Hatanto beserta jajaran menyambut baik penjajakan dari Dubes Canada ini. Kedua belah pihak bertekad untuk semakin meningkatkan kerja sama antara kedua negara, dan lebih khusus lagi antara Indonesia terkhusus Batam dengan Canada
Adapun kunjungan diterima langsung oleh Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro didampingi anggota 2/ Deputi Bidang Perencanaan dan Pengembangan Junino Jahja, Direktur Promosi dan Humas Purnomo Andiantono, Kepala Biro Perencanaan Program dan Litbang Horman Pudinaung dan sejumlah pejabat eselon III dan IV di lingkungan BP Batam.
Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama ke Batam bagi Mr. Donald, dirinya menyampaikan bahwa kunjungannnya guna mencari tahu lebih jauh keuntungan dari berinvestasi di Batam, khususnya bagi pengusaha Canada.
Hal paling utama ditanyakan adalah kemudahan untuk perizinan investasi, prosedur eksport dan import mengingat kerjasama Canada dan Indonesia telah berlangsung lama hingga ke Kementerian Perindustrian dan Kementerian Keuangan mereka, mencapai angka USD 50 million untuk ekspor dan project PPP (Project Private Partnership) USD 50 Million, serta tentu mereka ingin mengetahui insentive lain yang diterima bagi investor di Batam.
Hubungan kerja sama antara Canada dan Indonesia khususnya BP Batam sendiri telah berlangsung sejak tahun 2002, dimana CIDA (Canada International Development Agency) yang dulu pernah menempatkan expert (tenaga ahlinya) yang membantu membuat logo BP Batam juga menjadi marketing strategi bagi BP Batam.
Sementara itu banyak produk-produk Canada yang telah masuk market Indonesia dan cukup dikenal, mulai dari cosmetic, finance, begitupun sebaliknya banyak juga produk Indonesia yang berhasil diterima market Canada seperti paper, clothing, sport shoes, creative industry hingga bentuk investasi lainnya.
Terutama dengan status FTZ Batam semakin membuat mereka tertarik untuk masuk dan ingin tahu lebih banyak. terkhusus dalam bidang software, animasi, human resources yang ahli, auto parts untuk injection molding yang mana Batam juga memiliki SDM yang skilled atau ahli di bidangnya.
Kepala BP Batam menanggapi dengan optimis kunjungan Kedubes Canada kali ini. Hatanto manyampaikan bahwa perubahan FTZ menjadi KEK nantinya tidak akan mengurangi insentive apapun yang telah ditawarkan Batam dalam bentuk Free Trade Zone.
Sebaliknya, akan diberikan insentive dan kemudahan lebih bagi para investor yang ingin berinvestasi di Batam. Jaminan kemudahan juga diberikan dengan percepatan perizinan dan sistem berbasis online.
Ditambah lagi dukungan pemerintah pusat terhadap percepatan pertumbuhan investasi Batam, dalam hal ini berbagai Kementerian yang tergabung dalam Dewan Kawasan, tentu akan memberikan kepastian investor dalam berinvestasi.
"Kalau ada investor yang tertarik, kami persilahkan datanglah kepada kami, karena kami yang mengelola investasi," kata Hatanto.
Sektor lain yang langsung menjadi perhatian bagi Mr. Donald adalah industri coklat. Canada mencari perusahaan Indonesia yang bisa supply bahan cocoa powder dan Batam memiliki beberapa factory industry coklat yang memiliki fokus pada penghasil coklat ekspor. Hal ini mengingat bagi Canada bahan pembuat coklat seperti cocoa memiliki nilai yang sangat tinggi di negara mereka.
Hatanto beserta jajaran menyambut baik penjajakan dari Dubes Canada ini. Kedua belah pihak bertekad untuk semakin meningkatkan kerja sama antara kedua negara, dan lebih khusus lagi antara Indonesia terkhusus Batam dengan Canada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar