TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala BP Batam, Muhammad Rudi
mengaku akan segera menyelesaikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Selasa
(26/11/2019) mendatang.
Rudi mengaku sudah menerima Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dari pusat kemarin, dan segera dibahas secara utuh.
"Semuanya besok dibahas dari pagi sampai selesai. Satu
harian. Secara keseluruhan. Baik SOTK BP baik anggaran BP, yaitu apa kebijakkan
ke depan. Renstranya mau dibawa ke mana kota Batam. Rapat di Marketing Center
BP Batam. Kita akan finalkan," katanya.
Rudi enggan menyebutkan kendala proses penyelesaian KEK ini.
Padahal sebelumnya, Rudi menargetkan November ini akan
diselesaikan.
"Nanti tanya Deputi II Pak Eno ahlinya KEK salah
satunya Nongsa Digital Park," katanya.
Ia berharap proses ini bisa selesai secepatnya.
Secara pribadi, ia lebih menargetkan meningkatkan
operasional untuk menumbuhkan ekonomi di Batam di antaranya, pertama
penyelesaian Pelabuhan Batu Ampar.
"Hari ini Gudang Persero sudah mulai kita buka. Supaya
nanti peletakkan kontainer benar-benar leluasa. Sehingga, barang dari pelabuhan
bisa langsung ditempatkan. Selama ini kan tak bisa barang numpuk di pinggir
jalan masuk kedalam harus pakai kren lagi biayanya besar. Besok kalau sudah
pasang permanen, angkat langsung masuk. Keluar langsung keluar," paparnya.
Lebih lanjut yang kedua adalah Bandara.
Apabila bandara ingin menjadi HUB internasional kargonya
harus dibuka lebih besar dari sekarang.
Saat ini kapasitas gudang di bandara internasional itu masih
kecil, karena pihaknya akan menambah agar bisa menampung lebih banyak kargo.
"Dibesarkan menjadi berapa saya tidak ingat. Kita bisa
bangun sampai 500 kali lipat dari gudang sekarang. Gudang dibikin besar,"
kata Rudi.
BP Kawasan Batam telah menyiapkan anggaran khusus untuk
peningkatan kapasitas Bandara Hang Nadim.
Tahun ini, BP Kawasan Batam mendapatkan anggaran Rp2,232
triliun dari pemerintah, termasuk untuk pembangunan di Bandara Hang Nadim.
"Anggaran yang disampaikan tadi, itu akan buat gudang
kargo impor di sebelah kiri," kata Rudi.
Diakuinya, sebagai wali kota, tugas pemerintah Kota Batam
mensejahterahkan rakyatnya.
Sementara tugas BP Batam mencari dan mengembangkan
investasi.
Keduanya harus bersama-sama saling bersinergi membangun
Batam.
"Mengembangkan investasi tak akan lepas dengan
industri. Seperti elektronik, perkapalan, dan wisata. Semuanya pasti
menggunakan jalan sebagai lalu lintasnya. Maka ini bagian dari investasi. Di
era Pak Jolowi, salah satu visi dan misinya infrastruktur menjadi nomor 1.
Artinya tinggal saya terusin saja," ujarnya.
Sayangnya, ia enggan menjelaskan rencana pembangunan
infrastruktur yang akan dilakukan BP Kawasan Batam pada 2020, selain
peningkatan kapasitas Bandara Hang Nadim.
"Itu DIPA lama, bukan di era saya sudah diajukan. Maka
besok lihat, untuk apa saja digunakan, nanti akan saya geser kalau menurut saya
tidak tepat," kata dia.
Sebelumnya pemerintah akan membangun kawasan ekonomi khusus
(KEK) di wilayah Batam, Provinsi Kepulauan Riau, untuk menarik minat investor.
Langkah yang diambil ialah melalui pengembangan pariwisata.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution
yang juga sebagai Ketua Dewan KEK, menyatakan, di Batam, pemerintah tengah
mempersiapkan dua KEK.
“Sebagaimana arahan Presiden, kita sudah siap mengajukan dua
KEK dan sebenarnya sudah dipersiapkan,” kata Darmin di Kantor Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
Dua KEK itu ialah Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO)
Batam Aero Technic BAT dan KEK Nongsa Digital Park.
Pada KEK MRO, kata Darmin, pemerintah akan bekerja sama
dengan dua maskapai penerbangan nasional, yakni Lion Air dan Garuda Indonesia.
Dari kerja sama tersebut, nantinya akan dibangun sekolah
setingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) guna meningkatkan sumber daya manusia
yang ahli di bidang aviasi.
“Kita mengharapkan perkembangan KEK MRO bisa berjalan cepat.
Sekarang semua sudah siap, tinggal menunggu keluar PP (peraturan
pemerintah)-nya,” ujar Darmin. (tribunbatam.id/Roma Uly Sianturi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar