Batam (Antara Kepri) - Manajemen Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB)
atau Bandara Kertajati Majalengka, mempelajari pengelolaan Bandara
Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, yang tidak dikelola PT
Angkasa Pura.
"Mereka ingin belajar cara kerja sama dengan pihak lain yang dilakukan Hang Nadim, penggelolaan parkir dan pergudangan," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Sabtu.
Bandara Internasional Hang Nadim Batam merupakan fasilitas milik Badan Pengusahaan Batam yang hingga saat ini pengelolaanya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan.
"Sepertinya mereka tertarik mengelola sendiri dengan menggandeng Kemhub dalam operasionalnya seperti yang diakukan di Hang Nadim. Mereka memang sedang mencari pembanding pengelolaan yang tepat," kata dia.
Suwarso mengatakan, ada delapan orang perwakilan bandara tersebut yang datang di antaranya Direktur Utama, Direktur Operasional, Direktur Keuangan.
"Mereka menilai Hang Nadim bandara yang sukses dan terus berkembang menjadi bandara utama. Makanya banyak hal yang ingin dipelajari dari sini (Hang Nadim)," kata Suwarso.
Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati Majalengka saat ini dalam tahap konstruksi dan diperkirakan selesai pada akhir 2017 atau awal 2018 untuk menggantikan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Luas total lahan bandara itu 1.800 hektare dan akan dilengkapi dengan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, dan juga akses kereta. Luas terminalnya 92.000 meter persegi yang bisa menampung 5-6 juta penumpang per tahun.
Dana pembangunan Bandara Kertajati Rp5,5 triliun.
Presiden Joko Widodo telah memutuskan bahwa Bandara Kertajati akan dibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemprov Jabar sudah menyiapkan Rp500 miliar, sisanya akan ditutupi pemerintah pusat melalui APBN.
Pembangunan Bandara ini sudah dimulai 2015. (Antara)
"Mereka ingin belajar cara kerja sama dengan pihak lain yang dilakukan Hang Nadim, penggelolaan parkir dan pergudangan," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Sabtu.
Bandara Internasional Hang Nadim Batam merupakan fasilitas milik Badan Pengusahaan Batam yang hingga saat ini pengelolaanya bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan.
"Sepertinya mereka tertarik mengelola sendiri dengan menggandeng Kemhub dalam operasionalnya seperti yang diakukan di Hang Nadim. Mereka memang sedang mencari pembanding pengelolaan yang tepat," kata dia.
Suwarso mengatakan, ada delapan orang perwakilan bandara tersebut yang datang di antaranya Direktur Utama, Direktur Operasional, Direktur Keuangan.
"Mereka menilai Hang Nadim bandara yang sukses dan terus berkembang menjadi bandara utama. Makanya banyak hal yang ingin dipelajari dari sini (Hang Nadim)," kata Suwarso.
Bandara Internasional Jawa Barat di Kertajati Majalengka saat ini dalam tahap konstruksi dan diperkirakan selesai pada akhir 2017 atau awal 2018 untuk menggantikan Bandara Husein Sastranegara Bandung.
Luas total lahan bandara itu 1.800 hektare dan akan dilengkapi dengan jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan, dan juga akses kereta. Luas terminalnya 92.000 meter persegi yang bisa menampung 5-6 juta penumpang per tahun.
Dana pembangunan Bandara Kertajati Rp5,5 triliun.
Presiden Joko Widodo telah memutuskan bahwa Bandara Kertajati akan dibangun dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemprov Jabar sudah menyiapkan Rp500 miliar, sisanya akan ditutupi pemerintah pusat melalui APBN.
Pembangunan Bandara ini sudah dimulai 2015. (Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar