Suasana pelatihan deteksi dan bantuan serangan jantung |yang digelar RSBP dan Perki Batam di Mega Mall, Minggu (31/7/2016).
BATAM.TRIBUNNEWS.COM,BATAM - Serangan jantung dan stroke mendadak seringkali berakibat fatal, bahkan banyak mengakibatkan penderitanya meninggal dunia.
Untuk memberikan pahamanan kepada masyarakat, Badan Pengusahaan Batam
melalui Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam bekerjasama dengan
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) Cabang
Batam menggelar sosialisasi deteksi gangguan listrik jantung yang dapat menyebabkan stroke.
Tajuk sosialisasi ini juga cukup menarik: "Kenali Irama Jantung Anda
dan Cegah Jantung" di atrium Mega Mall, Minggu siang (31/7/2016).
Plh Direktur RSBP, Ferry N Pamungkas, mengatakan, kegiatan tersebut
merupakan kampanye secara nasional dan dunia mengenai deteksi irama jantung.
Menurutnya, penyakit jantung
merupakan penyakit mematikan pertama yang paling banyak dialami. Dengan
kegiatan ini Ferry berharap dapat memberikan edukasi, pengetahuan bagi
masyarakat bagaimana penanganan dan mengetahui deteksi dini bagi
penderita atau terserang penyakit jantung.
Ferry menambahkan, kegiatan tersebut juga mengenalkan pelayanan yang dimiliki oleh RSBP. Di antaranya, menyediakan alat rekam jantung (elektrokardiografi) gratis dengan pembacaan hasil dan saran oleh tenaga ahli.
“Sasaran kegiatan kali ini para pengunjung dan saat pembukaan sudah lebih dari 100 orang peserta yang ingin rekam jantung,” katanya.
Sementara itu, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, Dr Afdhalun Hakim memaparkan bagaimana cara mendeteksi gangguan jantung dan memberikan pelatihan kepada pengunjung tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Pelatihan untuk memberikan pengetahuan saat menghadapi orang yang mengalami henti jantung. Masyarakat awam dapat melakukan deteksi irama jantung untuk pertolongan pertama.
Afhdalun mengatakan, menolong orang terkena serangan jantung dapat dilakukan dengan beberapa tahap:
Pertama, yakinkan diri sebagai penolong yang aman. “Yakinkan diri
kita sebagi penolong pada saat itu aman. Lihat bagaimana korban
terjatuh,” katanya.
Kedua, segera sadarkan korban dengan cara menggoyangkan tubuh dan memanggil namanya. Ketiga, Melihat detak jantung pada bagian dada dan menilai pernapasan korban dengan durasi 5-10 detik.
“Deteksi dini serangan jantung dapat dilakukan dengan meraba urat nadi pada bagian leher korban ketika telah yakin korban mengalami serangan jantung, kemudian tekan bagian dada,” ungkapnya.
Seseorang yang mudah terkena gangguan listrik jantung, di antaranya, pernah mengalami darah tinggi, gagal jantung, jantung koroner, penyakit gondok atau gangguan hiperteroid, dan sebagainya. “Seseorang memiliki riwayat dan rekam jantung itu mudah diketahui,” pungkasnya.
Heri, seorang pengunjung menyambut baik acara yang digelar
oleh RSBP. Ia menilai, sosialisasi tersebut memberikan pengetahuan yang
sangat berharga bagi masyarakat.
“Saya berterimakasih kepada RSBP yang telah mengadakan acara deteksi dini jantung dan irama jantung ini. Semoga ke depan dapat terus dilakukan sosialisasi seperti ini karena ilmunya sangat penting,” ungkapnya.
“Saya berterimakasih kepada RSBP yang telah mengadakan acara deteksi dini jantung dan irama jantung ini. Semoga ke depan dapat terus dilakukan sosialisasi seperti ini karena ilmunya sangat penting,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar