BATAMTODAY.COM, Jakarta
- Wakil Ketua Badan Kerjasama Parlemen (BKSP) DPD RI Haripinto
Tanuwidjaja mengundang Parlemen Korsel dan Duta Besar Korea Selatan
(Korsel) untuk RI, Cho Tai Yung, untuk berkunjung ke Pulau Bintan dan
Batam.
Korsel diharaokan bisa ikut berinvestasi industri pariwisata dan mengembangkan special economic zone di Kepulauan Riau (Kepri).
"Kedua pulau ini sangat indah dan merupakan objek tujuan pariwisata," kata Haripinto belum lama ini di Jakarta.
BKSP DPD RI pada, Selasa (24/5/2016) lalu, menemani Ketua DPD RI
Irman Gusman menerima delegasi Parlemen Korsel. Dalam pertemuan yang
juga dihadiri oleh Ketua Parlemen Republik Korea yang membidangi
education, culture, sports, and tourism committee, Ahn Hong Joon,
gagasan Haripinto ini disambut baik oleh Irman.
Untuk itu, Ketua DPD RI Irman Gusman meminta Senator dari daerah
pemilihan Kepri itu untuk mempersiapkan kunjungan Parlemen dan Dubes
Korsel untuk berkunjung ke Batam dan Bintan dalam waktu dekat.
Menurut Haripinto, sangat terbuka peluang kerja antara Korsel dengan
Pemprov Kepulauan Riau (Kepri) terutama dalam sektor pariwisata dan
sektor-sektor lain.
"Sangat terbuka peluang kerjasama pariwisata antara Korea Selatan
dengan Kepulauan Riau, apalagi Bintan memiliki lapangan golf terbesar di
kawasan Asia Tenggara," kata Haripinto, Senator asal Kepri ni.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa Parlemen Korsel
menyampaikan harapannya agar kedua negara dapat segera mendirikan Badan
Hukum Dewan Kemitraan Indonesia Korea yang dapat menstimulasi
implementasi berbagai kesepakatan kerjasama di bidang ekonomi dan
investasi antara RI dan Korsel.
Menurut Irman, harapan Parlemen Korsel ini tidak menemui kendala apa
pun di level legislatif, terutama di DPR RI. Karena itu ia menjanjikan
pada September 2016 sudah dapat diadakan pertemuan kedua negara untuk
membahas tindak lanjut pembentukan Dewan Kemitraan tersebut. Delegasi
DPD juga direncanakan mengunjungi Korsel tahun depan.
Menurut Duta Besar Korsel, Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea
Selatan beberapa waktu yang lalu sangat sukses. Sejumlah kesepakatan di
antara kedua negara pun telah tercapai. Presiden Joko Widodo bahkan
mengundang investor dari Korea untuk berinvestasi di Indonesia terutama
di bidang industri kreatif.
Parlemen Korsel juga menggarisbawahi pentingnya memorandum of
understanding (MoU) antara Krakatau Steel dan POSCO ditindaklanjuti.
Mereka berharap dapat meningkatkan produksi baja dari tiga juta ton per
tahun menjadi 10 juta ton per tahun. Sehubungan dengan hal itu Korsel
telah menginvestasikan tujuh miliar US dollar untuk proyek tersebut.
Di samping kabar baik itu, Parlemen Korsel juga menyampaikan kabar
kurang baik menyangkut rencana investasi Korsel di Indonesia sebesar
empat miliar US dollar untuk membangun Lotte Chemical yang menemui
banyak kendala, khususnya terkait pemilihan lahan untuk lokasi
pembangunan Lotte Chemical.
Karena itu, dalam pertemuan tersebut mereka memohon bantuan pimpinan
DPD untuk menyuarakan hal tersebut. Menanggapi hal tersebut, pimpinan
DPD menyampaikan bahwa pembangunan Lotte Chemical sangat bermanfaat bagi
Indonesia karena pabrik itu dapat mengurangi impor sehingga
meningkatkan daya saing Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN
(MEA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar