Suasana kegiatan di Perpustakaan BP Batam
batampos.co.id – Perpustakaan Badan Pengusahaan (BP)
Batam tidak lagi melayani peminjaman buku, Selasa (24/1). Ini karena
perpustakaan itu hendak ditutup.
“Kami hanya mengamankan aset saja. Buku ini termasuk aset negara
karena pengadaannya menggunakan anggaran negara,” kata Pustakawan BP
Batam, Wawan.
Penutupan perpustakaan ini merupakan kebijakan Pimpinan BP Batam.
Mereka menilai, perpustakaan tidak menghasilkan sesuatu. Sehingga, lebih
baik ditutup.
Padahal, menurut Wawan, keberadaan perpustakaan BP Batam ini sangat
dibutuhkan bagi kalangan pelajar, mahasiswa, dan peneliti. Perpustakaan
BP Batam memiliki koleksi buku-buku referensi pembuatan tugas, skripsi,
tugas akhir, hingga tesis. Tak hanya itu, perpustakaan ini juga memiliki
koleksi jurnal-jurnal ilmiah.
Selama tahun 2016 lalu, tercatat sebanyak 3.955 orang mengunjungi
perpustakaan tersebut. Jumlah tersebut didominasi pelajar sebanyak 1.725
orang, mahasiswa 1.178 orang, umum 564 orang, dan pegawai BP Batam
sebanyak 488 orang.
“Saya bisa membayangkan kekecewaan anak-anak itu yang awalnya ingin
mencari referensi ke Perpustakaan tapi ternyata perpustakaannya sudah
tidak ada,” ujarnya.
Wawan ingat, perpustakaan yang berlokasi di Gedung B Pusat Teknologi
Informasi BP Batam ini pernah membantu Mantan Kepala Arsip Nasional RI
(ANRI) M Asichin. Ketika itu ia tengah mencari buku referensi tentang
ambang batas. Ia sudah mencari buku itu di banyak perpustakaan bahkan di
perpustakaan nasional. Buku itu baru ia temukan di Perpustakaan BP
Batam.
“Kalau ditutup nanti, seluruh koleksi perpustakaan akan disebar ke
bagian-bagian lain. Misalnya, buku-buku kesehatan akan diserahkan ke
RSBP,” tuturnya lagi.
Satu pengunjung perpustakaan, Sari, mengaku kecewa tak dapat meminjam
buku lagi di Perpustakaan BP Batam. Buku itu ia butuhkan untuk membuat
tugas akhir perkuliahannya.
“Perpustakaan di Batam itu mana saja sih? Ini yang dekat dengan jalan kenapa harus ditutup?” katanya.
Sari berharap perpustakaan itu tidak jadi ditutup. Sebab,
perpustakaan itu menjadi andalannya dan teman-teman dalam mencari
buku-buku referensi. Ia sering menemukan buku yang ia butuhkan di sana.
“Kalau perpustakaan ini ditutup, saya harus cari buku referensi kemana?” ujarnya.
Perpustakaan BP Batam berdiri pada tahun 2008. Perpustakaan ini
memiliki 10ribu lebih koleksi buku. Buku-buku tersebut terbagi dalam
beberapa kategori koleksi. Baik itu karya umum, agama, ilmu terapan dan
teknologi, ilmu murni, ilmu sosial, biografi tokoh, bahasa, dan
kesusasteraan.
Lain di Lapangan, Lain pada Kebijakan
Isu penutupan ini kami tanyakan kepada Kepala BP Batam, Hatanto
Reksodipoetro. Jawabnya, “Sebenarnya belum ada keputusan. Namun saya
lihat perpustakaan yang sekarang tidak efektif dan kurang terbangun
dengan baik.”
Gedung PDSI seharusnya merupakan gedung yang menjadi tempat
penyimpanan sumber data penting bagi sejumlah instansi pemerintahan di
Indonesia seperti Sekretaris Kabinet (Seskab). Data E-KTP juga disimpan
disana.
“Di sana itu tempat untuk menyimpan data penting. Dan seharusnya masyarakat umum tak boleh kesitu,” jelasnya.
Ia juga menyadari bahwa perpustakaan itu merupakan sumber ilmu yang
bermanfaat bagi masyarakat dan berjanji akan merelokasi ke tempat yang
bagus. Sistem pengelolaannya juga akan dibuat lebih tertata rapi
sehingga membuat nyaman masyarakat yang berkunjung.(leo/ceu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar