batampos.co.id – Jembatan Batam – Tanjungsauh
menjadi rencana awal dari rancangan jembatan tol Batam – Bintan. Setelah
masuk dalam rencana kerja pemerintah yang tertuang dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 3 Tahun 2015, maka proyek ini masuk dalam kajian
dan direncanakan akan dibangun dengan menggunakan dana pinjaman dari
luar negeri.
“Sebenarnya proyek ini sudah memiliki Detail Engineering Design (DED)
sejak 2004, namun saat itu tidak ada investor yang tertarik untuk
membangunnya,” kata Deputi IV BP Batam, Robert Purba Sianipar, Kamis
(11/5).
Saat itu anggaran pembangunannya mencapai Rp 1,5 triliun. BP Batam
saat ini ngotot menawarkannya kesana kemari, tapi memang tak ada yang
tertarik. Penyebabnya adalah pengembalian modal yang lama dan status
Tanjungsauh yang tidak memiliki sama sekali insentif dan sektor yang
bisa diolah menjadi laba keuntungan.
Sebelumnya Tanjungsauh memang direncakan menjadi pelabuhan
transhipment, namun hal ini tak kunjung direalisasikan. Pada awalnya,
Tanjungsauh masuk dalam wilayah kerja BP Batam sesuai Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 36 Tahun 1984, namun pada saat keluarnya PP Nomor 46
Tahun 2007 dan PP Nomor 5 Tahun 2011, wilayah ini sama sekali tidak
masuk dalam kawasan perdagangan bebas atau Free Trade Zone (FTZ).
“Tanjungsauh dulu juga ditawarkan. Namun karena tidak termasuk dalam
wilayah FTZ yang menawarkan banyak insentif, investor jadi ragu menanam
modal pembangunan pelabuhan,” tambahnya.
Meskipun begitu, pembangunan jembatan tol Batam – Tanjungsauh
dipandang sangat penting karena merupakan infrastruktur pendorong
percepatan ekonomi karena menghubungkan langsung Batam menuju Bintan.
Jembatan Batam – Tanjungsauh merupakan jembatan pertama yang
direncakan akan memiliki panjang sekitar 2 kilometer. Jika jembatan
pertama terealisasi, kemudian dari Tanjungsauh akan dibangun jembatan
kedua menuju Pulau Bulu dengan panjang sekitar 4 kilometer dan terakhir
adalah jembatan dari Pulau Bulu menuju Bintan dengan panjang 1
kilometer.
“Makanya kami upayakan supaya kawasan Tanjungsauh juga masuk dalam
kawasan FTZ untuk memudahkan pembangunan jembatan dan pelabuhan disana,”
pungkas Robert. (leo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar