batampos.co.id – Investor asal Taiwan, PT Asus
Technology Indonesia menanamkan investasi sebesar 9 juta dolar Amerika
di Batam. Perusahaan ini akan memproduksi ponsel pintar merk ASUS yang
akan dipasarkan di dalam negeri.
“Investor asal Taiwan ini nantinya akan bergerak dibidang industri
peralatan komunikasi tanpa kabel dengan nilai investasi 9 juta dolar
Amerika atau setara Rp 119,7 miliar,” ungkap Deputi V BP Batam, Gusmardi
Bustami di Gedung Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) BP Batam, Rabu
(24/5).
Produksi Asus nantinya diperkirakan akan memiliki nilai ekspor 350
juta dolar Amerika pertahun dengan kapasitas produksi 2.500.000 unit
pertahun.”Asus akan mempekerjakan 300 karyawan terdiri dari 250 wanita
dan 50 pria,” tambah pria asal Medan ini.
Perusahaan ini kata Gusmardi akan segera beroperasi di PT Satnusa
Persada milik pengusaha Batam, Abidin Hasibuan.”Asus ini juga merupakan
investor ketujuh yang menggunakan jasa program Izin Investasi 3 Jam
(i23J) di Batam,” katanya lagi.
BP Batam berharap industri ponsel pintar semakin berkembang di Batam
sehingga mampu menunjukkan bahwa kota industri ini masih punya prospek
bagus dibandingkan negara-negara lainnya untuk berinvestasi.
“Sebelum Asus, sudah ada ponsel pintar merk Sharp yang diproduksi PT
Infocus Customer Internasional Indonesia dan juga beroperasi di Satnusa
yang diajak Pak Abidin. Selain itu Faxconn Group. Mereka tertarik dengan
kemudahan perizinan yang kita tawarkan,” ungkap Gusmardi.
Investor asal Taiwan ini difasilitasi oleh Abidin untuk mau
berinvestasi di Batam. Abidin mengatakan Asus sudah lama ada beroperasi
di Satnusa. Namun saat itu masih berada di bawah bendera
Taiwan.”Kemudian saya lobi mereka supaya investasi di Indonesia. Mereka
jadi punya badan hukum sehingga akan sangat sulit tinggalkan Indonesia,”
kata Abidin.
Nantinya Asus akan menggunakan salah satu gedung di Satnusa untuk
bisa beroperasi. Perusahaan ini akan berfokus pada proses penyelesaian
akhir atau finishing ponsel pintar.
“Satnusa yang memproduksi unit ponsel pintar dan Asus yang kemudian
finishing lalu memasarkannya ke wilayah Indonesia,” ungkapnya.
Abidin juga mengaku sangat suka dengan kemudahan perizinan investasi
yang terdapat dalam progam i23J.”Delapan izin dalam tiga jam. Saya
maunya begitu, supaya investor jangan lari,” tuturnya.
Kedepannya, ia mengutarakan akan mencoba untuk bernegosiasi dengan perusahaan industri asal Cina agar mau berinvestasi di Batam.
Sedangkan Direktur dari PT Asus Technology Indonesia, Benjamin
mengungkapkan alasannya memilih Batam adalah karena Indonesia merupakan
kekuatan pasar yang sangat penting menurut data yang dihimpun Asus.
“Di Satnusa kami memiliki kerjasama yang sangat dekat. Maka karena itulah kami memutuskan untuk datang kemari,” ujar Benjamin.
Ia mengungkapkan konsep Free Trade Zone (FTZ) di Batam sangat
spesial. Karena kemudahan untuk melakukan ekspor dan impor dan pelayanan
perizinan selama tiga jam yang dianggap sangat efisien.”Kami sudah
kelilingi dunia dan mencoba segala pengurusan izinnya. Dan di Batam
merupakan salah satu pengalaman terbaik kami,” cetusnya.
Untuk masalah infrastruktur, Benjamin mengatakan hal tersebut
berkaitan dengan lokasi hardware dan software. Berikut juga dengan
regulasi dan efisiensi dari pemerintahan.
“Gudang, pabrik dan hal umum lainnya menurut saya seluruhnya sudah baik,” pungkasnya.(leo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar