Yusmar Angga Dinata Deputi II BP Batam -F Cecep Mulyana (6
batampos.co.id – Deputi II BP Batam, Yusmar Anggadinata menyambut baik niat Industri Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari Singapura untuk menjalin kerjasama dengan UMKM di Batam. Namun regulasi mengenai batas modal yang dibutuhkan agar perusahaan asing bisa masuk harus ditinjau ulang.
Ia mengatakan hal tersebut usai menerima kunjungan dari SME Singapore Chinese Chamber di Gedung BP Batam, Jumat (9/2). Mereka datang untuk mempelajari mengenai regulasi yang harus mereka ketahui sebelum masuk ke Batam.
“Nah kami beritahukan aturan-aturan tentang persyaratan investasi yang ada di Batam dan juga bertanya area mana saja yang bisa dimasuki,” jelasnya.
Hingga saat ini, Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) 6/2016 mengatur batas nilai penanaman modal asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 10 miliar.
“Rp 10 miliar dianggap terlalu besar. Kami dari BP Batam akan sampaikan ke pemerintah tentang peraturan ini yang akan diperbaiki,” ujarnya.
Dengan demikian, maka akan menarik minat perusahaan UMKM asing agar bisa masuk Batam atau bisa bekerjasama dengan UMKM lokal.
“UMKM Singapura sudah hitech. Di sana tak perlu tanah luas, cukup sewa ruang kantor, bawa laptop sudah bisa menunjang kegiatan perdagangan industri,” jelasnya.
Jika bisa bekerjasama dengan UMKM lokal, maka akan terjadi proses asimilasi sehingga UMKM lokal bisa naik kelas.
“Mereka tertarik dengan iklim di Batam. Selain lokasi bagus, kemudian tenaga kerjanya kompeten dan relatif tidak sulit,” katanya lagi.
Angga menambahkan pihak SME sudah meninjau Poltek dan kawasan industri digital di Nongsa dan melihat potensi tenaga kerja lokal sangat bagus.
“Karena kalau ambil dari Singapura kemahalan bisa 3500 Dolar Singapura, sedangkan lokal hanya 500 hingga 600 Dolar Singapura,” katanya lagi.
Makanya saran dari pihak SIngapura akan ditampung dan dibawa kedalam rapat Dewan Kawasan untuk dicari jalan keluarnya.
“Kalau ini berhasil dikembangkan nanti ekonomi Batam makin kuat karena disokong oleh UMKM yang kolaborasi dengan UMKM luar,” harapnya.
Sedangkan Principal Business Advisor SME, Alan Wong berjanji akan membawa banyak investor masuk Batam karena ia meyakini bahwa biaya di Batam lebih kompetitif dibanding SIngapura.
“Saya yakin akan banyak yang datang lewat kerjasama SIngapura Batam Bintan. Disini selalu menawarkan dukungan manufaktur yang memadai,” katanya.
Jika kolaborasi bisa tercapai maka akan ada transfer ilmu dari UMKM Singapura kepada UMKM lokal sehingga terjalin kerjasama yang baik.
Sedangkan Wakil Ketua Koordinator Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Tjaw Hoeing mengatakan jika BP Batam berniat untuk memberikan angin segar untuk perusahaan asing masuk Batam, maka juga harus berupaya mendorong pembentukan regulasi yang memproteksi UMKM lokal.
“Karena nanti takutnya bisa kalah bersaing,” jelasnya.
Namun jika memang sudah ditetapkan, maka saat ini kondisi Batam sudah lebih baik dari dulu.
“Sekarang sudah berkurang hal seperti itu, sudah teratur dan dapat dikontrol,” pungkasnya. (leo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar