Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo melihat nama-nama tenant yang ada di kawasan industri Batamindo. (Antaranews Kepri/Messa Haris)
Batam (Antaranews Kepri) - Badan Pengusahaan (BP) terus mencari masukan kepada para pengusaha untuk melakukan perbaikan Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau ke depan, salah satunya yang akan dibenahi adalah infrastruktur.
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo, di Batam, Senin, mengatakan dalam kunjungannya ke kawasan industri Batamindo keluhan yang disampaikan yaitu mahalnya biaya logistik dari Singapura ke Batam dan sebaliknya.
Padahal kata Lukita apabila dibandingkan dengan Singapura ke Jakarta atau negara lain yang jaraknya lebih jauh, biaya pengiriman justru lebih murah.
Sebagaimana diketahui biaya angkutan kontainer ukuran 20 feet dari Batam ke Singapura sekitar 555 dolar Amerika, sedangkan 40 feet 750 dolar Amerika. Padahal, jarak Batam-Singapura hanya 28 kilometer dengan waktu tempuh dua jam.
Sementara biaya angkut kontainer dari Singapura ke Malaysia yang jaraknya lebih dari 374 kilometer dan membutuhkan waktu tempuh 20 jam, untuk kontainer 20 feet hanya 122 dolar Amerika, dan 40 feet 277 dolar Amerika.
Biaya angkut kontainer Batam-Singapura jauh lebih mahal daripada biaya angkut kontainer dari Jakarta ke Malaysia. Padahal waktu tempuh lebih jauh Jakarta-Malaysia karena jaraknya 1.296 kilometer dan butuh waktu dua hari 22 jam dalam perjalanan. Namun biayanya untuk kontainer 20 feet 450 dolar Amerika, dan 40 feet 595 dolar Amerika.
"Tadi kami sampaikan BP Batam sudah mempunyai rencana pengembangan pelabuhan dan kita akan menambah kapasitasnya," kata Lukita.
Lukita menambahkan infrastruktur menjadi bagian penting untuk karena itu pihaknya dan Pemko Batam sedang mengembangkan beberapa infrastruktur dan rencana pembangunan jembatan layang kedua di Simpang Kepri Mall akan segera ditanyakan kembali ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Karena sebelumnya memang sudah direncanakan dan kita akan menyelesaikan apa saja yang menjadi keluhan pengusaha di Batam," ujarnya. Lukita mencontohkan terkait barang larangan terbatas (lartas) yang juga menjadi keluhan pengusaha.
Dengan menampung keluhan-keluhan tersebut sebagai salah satu bentuk upaya BP Batan untuk mendatangkan investor.
Menurut Lukita ada beberapa hal penting yang sudah disampaikan pengusaha dengan hambatan-hambatan selama ini. "Ini masukan buat kami untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pengusaha," jelasnya.(Antara)
Editor: Rusdianto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar