Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo.
Foto: Cecep Mulyana / batampos
batampos.co.id –
Batam butuh rencana induk pembangunan jangka panjang yang berlaku selama 15
hingga 20 tahun. Tujuannya adalah untuk memberikan kepastian arah pembangunan
Batam.
“Rencana
tersebut harus menjadi kesepakatan bersama yang disahkan Presiden RI. Dengan
demikian, tak akan ada perubahan arah pembangunan karena perubahan personel
pimpinan lembaga di pemerintahan,” kata Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo,
Rabu (27/6).
Kepastian
arah pembangunan merupakan hal strategis untuk memberikan rasa nyaman terhadap
investor di Batam. Khususnya bagi yang menanamkan modal besar untuk jangka
panjang.
Perubahan
regulasi secara cepat dan tiba-tiba akan menurunkan kepercayaan investor di
Batam.
Hal ini
sudah dipaparkan kepada Gubernur Kepri, Menko Perekonomian dan Menko
Kemaritiman.
“Dan
Kedua Menteri Koordinator telah meminta BP Batam menyusun detail rencana
pembangunan yang akan dimasukan dalam rencana induk pembangunan tersebut,”
jelasnya.
BP Batam
kata Lukita telah diberikan waktu selama tiga bulan untuk menyusun rencana
detail tersebut,” katanya lagi.
BP Batam
juga telah bertemu dengan Mantan Ketua Otorita Batam, BJ Habibie. Dalam
pertemuan tersebut Habibie menegaskan, rencana induk pembangunan yang disusun
harus sesuai dengan rencana awal pembentukan Kota Batam.
“Gubernur,
Menko Perekonomian dan Menko Kemaritiman sudah setuju dengan ide tersebut. Pak
Habibie juga sudah mendengar dan akan mendorong agar presentasi ini dipaparkan
di depan Presiden RI,” jelas Lukita.
Rencana
induk tersebut nantinya akan disusun dalam bentuk rencana tata ruang. Disamping
itu, ada sejumah rencana dan desain pembangunan yang sudah disusun secara
detail.
Kendati
tak merinci, setidaknya ada 7 mega proyek pembangunan yang akan masuk rencana
induk tersebut.
“Soal
produk hukumnya akan dibicarakan dengan berbagai pihak. Tapi saya menilai harus
ada legalitas yang jelas, karena ini adalah investasi jangka panjang,”
paparnya.
Salah
satu pembangunan jangka panjang yang akan masuk dalam rencana tersebut adalah
pembangunan kota air di atas lahan reklamasi seluas 1.400 hektar.
Dalam
rencana besarnya, kota air akan menjadi Central Bussiness District (CBD) baru
di kota Batam.
Lokasi
kota air ini berada di Batam Centre, tepat di belakang kantor BP Batam.
Sementara
pelabuhan internasional Batam Centre nanti akan didorong ke depan Kota Air,
sehingga kedalaman lautnya lebih memadai untuk dilabuhi kapal pesiar.
“Lahan
1.400 hektar ini harus dibangun menjadi kota modern di Batam. Tapi ini tentunya
butuh waktu yang panjang,” jelasnya.(leo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar