Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 11 November 2010

BADAN PENGUSAHAAN FTZ HARUS AWASI GULA IMPOR

Tanjungpinang, 10/11 (ANTARA) - Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Riau meminta Badan Pengusahaan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Batam, Bintan dan Karimun harus meningkatkan pengawasan jika kebijakan impor gula diberlakukan.

Sekretaris Komisi II DPRD Kepulauan Riau (Kepri), Rudy Chua, Rabu, mengatakan, kebijakan impor gula di kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas (FTZ) telah beberapa kali dilaksanakan, namun kurang membantu masyarakat, karena harganya sama seperti harga gula yang dijual di daerah lainnya.

"DPRD Kepri pernah memberi peringatan kepada Badan Pengusahaan FTZ yang dinilai lemah dalam mengawasi harga gula impor. Seharusnya itu tidak terjadi lagi jika kebijakan impor gula kembali dilaksanakan," ujarnya.

Rudy yang juga Dewan Kehormatan Apindo Kepri mendukung kebijakan impor gula, sepanjang itu dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat. Harga gula impor harus ditetapkan oleh Badan Pengusahaan FTZ sehingga tidak sama atau pun lebih mahal dari harga gula yang dijual di daerah lainnya.

Harga gula impor harus lebih murah dibanding gula yang dijual di daerah lainnya, karena importir mendapat fasilitas FTZ yaitu pembebasan pajak sebesar 10 persen.

"Jangan serahkan harga gula impor kepada importir atau pun pelaku pasar, karena berpotensi merugikan masyarakat," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kepulauan Riau (Disperindag) Syed Muhamad Taufik, mengatakan, izin impor gula telah diajukan kepada pemerintah pusat.

"Impor gula untuk persediaan yang dapat menghindarkan Kepri dari pengaruh kenaikan harga gula nasional," ungkap Syed.

Persediaan gula yang mencukupi juga sebagai upaya antisipasi terjadinya kelangkaan komoditas yang dibutuhkan masyarakat tersebut. Kelangkaan gula juga dapat menyebabkan kenaikan harga.

Berdasarkan hasil laporan harian yang disampaikan tim pemantau persediaan dan harga sembako yang dibentuk Disperindag Kepri, harga dan persediaan gula masih stabil. Namun potensi terjadinya kenaikan harga gula cukup besar, karena itu pemerintah harus mengantisipasinya, salah satunya dengan cara mempersiapkan gula sesuai dengan kebuhuhan masyarakat Kepri.

"Negara penghasil gula yang akan mengimpor gula di Kepri belum diputuskan. Kemungkinan pekan depan akan diputuskan dalam rapat," ujarnya.

Saat ini, kata dia, harga gula yang dijual pedagang di Kepri Rp9.500-Rp10.000 per kg, lebih murah dibanding gula yang dijual di Pulau Jawa. Kondisi itu merupakan hal yang wajar, terutama bagi daerah yang ditetapkan sebagai FTZ.

"Wajar harga gula di FTZ lebih murah 10 persen dibanding daerah lainnya karena importir tidak dikenakan pajak," ungkapnya.

(T.KR-NP/B/M012/M012) 10-11-2010 17:32:40 NNNN

Copyright © ANTARA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar