Jumat, 3 Januari 2020 (Sumber: batampos.co.id)
Meski proses pengerjaan instalasi pengolahan air limbah
(IPAL) Batam Centre meninggalkan banyak keluhan masyarakat, ternyata proyek ini
akan berlanjut lagi ke tahap selanjutnya.
Sesuai rencana, proyek IPAL akan
berlanjut ke wilayah Nagoya.
”Ada negara-negara yang mau kasih soft
loan (pinjaman lunak, red), dari Korea, Jepang dan juga
Tiongkok,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Limbah Badan Pengusahaan (BP)
Batam, Iyus Rusmana, Kamis (2/1/2020).
Kata dia, dana-dana tersebut akan
ditangani Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
“Untuk tahap kedua nanti, IPAL akan
dibangun di Nagoya untuk menata daerah pantai dan perairan. Tepatnya, sekitar
Tanjunguma,” paparnya lagi.
Menurutnya, jika ditangani secara
cepat, proyek IPAL kedua tersebut akan dilaksanakan secara paralel dengan
proyek IPAL pertama pada tahun ini.
”Jika diterapkan nanti, maka dua
atau tiga tahun ke depan perairan Tanjunguma akan bersih,” jelasnya.
Selain soft loan, pendanaan
proyek kedua ini bisa saja meningkat statusnya menjadi investasi.
Pasalnya, sudah ada investor yang
menyatakan tertarik untuk berinvestasi di sektor pembangunan IPAL.
Iyus menerangkan, pembangunan dengan
menggunakan soft loan akan menimbulkan beban utang bagi negara.
Contohnya, IPAL Batam Centre yang
didanai pinjaman lunak dari Korea sebesar 43 juta dolar Amerika.
Pinjaman itu bisa dibayar dalam
jangka 30 tahun de-ngan bunga hanya satu persen. Namun, untuk
komponen yang
digunakan, 60 persen dari Indonesia dan 40 persennya lagi merupakan produk
Korea.
Proyek IPAL ini ditargetkan selesai
pada Desember 2020 mendatang dan bisa berope-rasi pada Januari 2021.
Iyus menegaskan, BP tidak akan
membebankan utang tersebut kepada masyarakat.
”Biaya keluar tak akan dibebankan
kepada masyarakat. Biaya operasional dan pemeliharaannya juga tak berat. Kami
prinsipnya tak akan membebani,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar