Senin, 16 Maret 2020 (Sumber: https://batam.tribunnews.com)
Badan Pengusahaan (BP) Batam mengaku sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi krisis air di wilayah Batam. Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 5 upaya yang disebut sudah dilakukan terkait penanganan krisis air. Apa saja?
Berikut ini beberapa di antaranya:
Salat Istisqa
Salat istisqa digelar di halaman BP Batam, Jumat (6/3/2020 lalu. Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin mengungkapkan, salat Istisqa yang digelar BP Batam merupakan upaya manusia secara fisikal untuk meminta hujan sesuai ajaran Islam. BP Batam pun menghadirkan ulama untuk membantu dan membimbing dalam menjalankan salat Istisqa ini.
"Semuanya karena kuasa Allah maka hujan turun," ujar Syahril usai salat Istisqa di Halaman BP Batam didampingi Ustaz Abu Humairoh, Jumat (6/3/2020).
Adapun peserta yang mengikuti salat Istisqa ini sekitar 600 orang. Terdiri dari Pegawai BP Batam dan beberapa unsur masyarakat Kota Batam.
"Harapan kita bisa turun hujan di Batam," ujar Syahril sembari tersenyum.
Selain turun hujan ia berharap waduk di Batam juga bisa penuh kembali. Sehingga tidak terjadi kekeringan di Kota Batam dan tidak turun permukaannya.
Tak hanya sekali, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi sudah mengeluarkan surat edaran ke berbagai tokoh agama di Batam, mengimbau agar menjalankan salat Istisqa juga.
"Surat edaran sudah kita kirim. Kalau mau tiap hari boleh, habis salat Zuhur pun boleh. Kalau tidak seminggu sekali," ujarnya.
Penyambung Pipa Air
BP Batam mengungkapkan akan melakukan penyambungan pipa air dari waduk Tembesi masuk ke waduk Duriangkang. BP Batam tetap melelang untuk penyambungan air dari waduk Tembesi masuk ke Duriangkang.
"Jadi semua usaha kita jalankan, tidak satu saja. Proses lelang panjang. DED sudah ada. Memang butuh waktu," kata Rudi.
Badan Pengusahaan (BP) Batam bersama Pemerintah Kota (Pemko) Batam baru berhasil membersihkan sekitar 30 ribu meter per segi atau sekitar 3 hektare (ha) area Dam Duriangkang dari gulma eceng gondok. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Humas dan Promosi Badan Pengusahaan (BP) Batam, Dendi Gustinandar.
"Keberhasilan pembersihan eceng gondok ini memang sangat dibutuhkan kolaborasi dan kerjasama para pihak di Kota Batam," ujarnya, Kamis (26/12/2019).
Kolaborasi tersebut, kata dia, tidak hanya dibutuhkan dalam membersihkan, namun juga untuk membantu dalam mencegah masuknya limbah domestik dan pupuk ke dalam genangan waduk.
"Sehingga pembersihan eceng gondok yang ada di dalam waduk Duriangkang, lebih maksimal," tuturnya.
Tergolong sedikit dari luasan eceng gondok di Waduk Duriangkang yang sudah mencapai sekitar 180 ha dari genangan waduk seluas 2.400 ha pada elevasi 7,5 meter. Pada 2020 mendatang pihaknya tetap melanjutkan pembersihan eceng gondok di Waduk Duriangkang. Selalu berusaha selesai dengan tuntas.
Dengan menggunakan peralatan satu unit harvester atau mesin pembersih eceng gondok dan butuh waktu selama 4 tahun bersihkan eceng gondok di Dam Duriangkang. Dendi berharap kerjasama semua pihak melanjutkan pembersihan Waduk Duriangkang pada tahun 2020 mendatang, agar upaya penanganan eceng gondok di Waduk Duriangkang yang 70 persen sumber air baku di Kota Batam berasal dari waduk ini, dapat dilaksanakan secara tepat dan efisien sesuai dengan target waktu yang ditetapkan.
"Kegiatan seperti ini perlu untuk mendapat masukan dari para ahli," tuturnya.
Sementara itu, Kepala BP Batam, HM Rudi menegaskan, BP Batam melakukan penjagaan pengurangan air dengan menghabiskan atau membasmi eceng gondok masih berjalan terus. Pihaknya sudah berhasil membersihkan puluhan hektar eceng gondok yang berada di atas air.
"Saya sudah dapat laporan, dipaparkan sudah sekian hektar yang di bersihkan. Tapi eceng gondok yang diatas air. Bukan yang diatas tanah. Kalau yang di pinggir ini, kita berusaha membeli ekskavator amfibi long am. Supaya tanahnya dipindahkan diatas semua," katanya.
Penggalian dan Pendalaman Dam Duriangkang
BP Batam melakukan penggalian dan pendalaman Dam Duriangkang yang saat ini menjadi pemasok 80 persen warga Batam. Sebagaimana diketahui, kondisi dam ini sudah sangat memprihatinkan karena stok air kian menyusut.
Rencanakan Hujan Buatan
Terkait pembuatan hujan buatan, Rudi tampak meragukan rencana tersebut. Ia mengkhawatirkan, setelah hujan dibuat, turunnya dinegara Singapura ataupun negara tetangga lainnya. Oleh sebab itu, rencana membuat hujan buatan ini pun harus melihat fisik awan yang harus mengandung air dan penentuan arah angin.
"Untuk membuat hujan buatan harus dilihat dari kondisi awannya juga. Kalau tak ada tanda-tanda tak ada air tak akan bisa dibuat. Sampai kiamat pun tak akan jatuh-jatuh dia (air hujan). Maka harus ada awan yang mengandung air. Ternyata awan mengandung air pun berisiko juga. Hari ini awannya di atas Batam . Setelah kita mau buat, datang angin, nah awannya dibawa ke Singapura. Hujannya malah ke Singapura," paparnya.
Rationing atau Penggiliran Air
Rudi mengakui dengan adanya rationing ataupun penggiliran air dapat membantu memperpanjang usia waduk yang ada di Kota Batam. Sehingga jika hujan diprediksi turun di akhir Maret, metode rationing ini cukup membantu.
"Metode 5 hari on 2 hari off ini sebagai pencegahan. Misalnya perkiraan hujan akan turun di akhir Maret dan April. Dengan adanya metode ini bisa membantu memperpanjangnya waktu habisnya air,"
tuturnya.
"Terakhir kita minta kepada masyarakat untuk berhemat. Demi kepentingan bersama. Masalah ini sebenarnya sudah dari dulu. Tapi karena ditambah lagi kemarau dan kondisi air hujan berkurang," ujar Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, Rabu (11/3/2020).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar