Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 12 Maret 2020

Bakal Atasi Krisis Air Batam Lewat Hujan Buatan, BP Batam Siapkan Rp 100 Juta

Kamis, 12 Maret 2020 (Sumber: tribunbatam.id)

Bakal Atasi Krisis Air Batam Lewat Hujan Buatan, BP Batam Siapkan Rp 100 Juta

Bakal Atasi Krisis Air Batam Lewat Hujan Buatan, BP Batam Siapkan Rp 100 Juta 
BATAM, TRIBUNBATAM.id - BP Batam saat ini sedang melakukan kajian untuk membuat hujan buatan sebagai upaya mengatasi krisis air yang saat ini sedang melanda Batam.

Hanya saja, proses hujan buatan itu memerlukan waktu yang cukup panjang dan dimulai dengan feasibility study.
Yakni sebuah studi yang bertujuan untuk menilai kelayakan implementasi sebuah bisnis.

Sedangkan aspek-aspek yang dianalisa dalam FS adalah aspek-aspek seperti Financial Benefit, meliputi keuntungan untuk perusahaan tersebut.

"Pandangan mereka dalam waktu dekat akan dilakukan feasibility studynya akan membuat hujan buatan itu tadi. Kalau seandainya sudah baru kitaakan proses," ujar Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Syahril Japarin, Rabu (11/3/2020).

Ia menegaskan, BP Batam akan melakukan penandatangan dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) secepatnya.

Studi kelayakan ini membutuhkan waktu selama 1 minggu.
Tetapi untuk teknis hujan buatannya sendiri tergantung awannya.
"Kalau awannya tak ada di atas Batam, terpaksa kita dorong awannya ke sini," katanya.




Diakuinya, untuk biaya kajiannya tersebut bisa mencapai Rp 100 juta.
Namun kalau biaya pembuatan hujan buatannya tidaklah semahal itu.

"Teknisnya pakai pesawat terbang trus menyebar garam," tuturnya.
Sebelumnya langkah yang disiapkan, mengantisipasi kelangkaan air selain rationing atau penggiliran, dengan melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Ia melanjutkan mulai minggu depan, akan membicarakan dengan BPPT untuk menggunakan teknologi modifikasi cuaca penerapan teknologi TMC BPPT.
"Mereka sudah pernah melakukan, dari tidak hujan, menjadi hujan dengan menambah garam untuk mengubah arah angin," ungkap dia.

Kajian pemilihan teknologi buatan, membutuhkan biaya lebih murah, atau sekitar Rp 100 juta dengan lama waktu pelaksanaan kajian selama 14 hari kerja.

"Kita akan melakukan kajian secara cepat, untuk mengambil sikap," tuturnya. 
(TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar