TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan seminar nasional "Masa Depan Batam", Sabtu (10/11) di Hotel Radisson Batam.
Kegiatan ditaja mahasiswa se-Kota Batam menggandeng Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam.
Pada kesempatan itu, Lukita mengaku pernah ditanyai mahasiswa terkait kondisi Batam. Menurut mahasiswa tersebut, kondisi Batam seperti tenggelam saat ini. Perekonomian Batam turun.
"Batam kok seperti tenggelam. Saya katakan, Batam tak tenggelam," kata Lukita menjawab pertanyaan mahasiwa tersebut.
Ia tak menampik memang ada permasalahan yang dihadapi Batam beberapa tahun terakhir ini. Yang membuat pertumbuhan ekonominya melambat. Lepas dari itu, sebenarnya potensi yang dimiliki Batam masih luar biasa.
"Batam punya modal utama, lokasi yang strategis. Berdekatan dengan negara-negara maju. Batam berada di jalur perdagangan internasional nomor dua tersibuk di dunia. Makanya dari sejak dulu, Batam dijadikan kawasan strategis nasional," ujarnya.
Selain itu, dari segi lokasi Batam juga diberikan anugerah berada di luar jalur cincin api. Yang membuat daerahnya terbilang aman dari risiko gempa dan tsunami. Ditambah lagi, pulau-pulau kecil di sekitar Batam punya keindahan alam yang luar biasa.
"Semua ini harus bisa dimanfaatkan maksimal," kata Lukita.
Menyinggung kondisi ekonomi Batam yang sempat menurun, dikatakan, hal itu terjadi lantaran Batam masih bergantung dengan dua penggerak ekonomi utama.
Yakni industri berbasis minyak dan gas dan industri galangan kapal. Kurangnya permintaan pada dua industri tersebut, berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran. Kini, Batam mulai melihat potensi-potensi lain yang bisa dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Tahun ini pertumbuhan ekonomi Batam mulai bergerak naik. Harapan kita bisa mencapai 4,5 persen hingga akhir tahun nanti. Kemudian tahun depan, 7 persen. Kita harapkan Batam bisa bangkit lagi," ujarnya.
Lebih lanjut, dalam presentasinya Lukita memaparkan industri-industri yang sudah digerakkan di Batam, dan potensi lain yang bisa dikembangkan maksimal.
Dahulu, Batam mengandalkan industri galangan kapal, migas, elektronik dan semi konduktor. Ke depan, mantan Sekretaris Menko Perekonomian ini menilai, Batam perlu lebih memanfaatkan lokasi strategisnya.
"Bisa untuk logistik. Batam terletak di perairan Selat Malaka, dan ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Kapal-kapal yang datang itu, mereka isi air di Malaysia dan lainnya, sekarang kita juga mulai menawarkan seperti itu," kata Lukita.
Masih soal potensi di bidang logistik, ia mengatakan Batam juga potensial karena posisi pelabuhan dan Bandara Hang Nadim berdekatan. Jika dibandingkan dengan daerah lainnya, tidak ada daerah yang memiliki kedekatan antara pelabuhan dan bandara seperti halnya Batam.
"Dengan posisi ini, kita harapkan Batam bisa jadi pusat e-commerce. Biasa pedagang pesan barang dari luar negeri 1 atau 2 kontainer, dibawa masuk ke Batam. Baru dijual ke Makasar dan lainnya. Kenapa tak kita undang Tokopedia dan lainnya, punya gudang di Batam," ujarnya.
Masih banyak lagi potensi yang dimiliki Batam, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Di masa kepemimpinannya, lanjut Lukita, BP Batam sudah membuat masterplan Batam untuk 15-20 tahun mendatang. Itu mencakup kawasan Batam Center, Nagoya, dan lainnya.
Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Batam, Nuryanto mengatakan, untuk membangun Batam perlu dukungan bersama. Masing-masing pihak harus punya visi dan misi yang sama. Lantaran Batam milik kita bersama.
"Kalau punya cita-cita, yang perlu itu bersatu. Kalau dikerjain sendiri-sendiri ini akan menjadi sulit," kata Nuryanto.
Penekanan Nuryanto, lebih kepada para pimpinan di Batam. Makanya pada kesempatan itu, ia juga mengajak para mahasiswa agar mendorong pemimpin di Batam supaya mau duduk bersama, merancang masa depan Batam bersama.
"Batam punya potensi yang luar biasa. Yang kurang itu kejujuran di antara kita. Pemko benar, BP Batam juga benar. Tapi dengan kebenaran itu jadi ego. Kalau kita kompak, angka 7 persen pertumbuhan ekonomi ini akan mudah dicapai," ujarnya.
Lebih lanjut, setelah melihat masterplan yang disusun BP Batam, Nuryanto mengatakan perencanaan BP Batam itu tidak pernah muncul dalam pembahasan di DPRD. "Perencanaan BP Batam dan Pemko Batam sangat jauh berbeda. Mestinya ini bisa disinergikan untuk terwujudnya pembangunan Kota Batam," kata Nuryanto. (wie)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar