Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Kamis, 15 November 2018

Lingga Siap Suplai Air ke Batam

Selasa, 13 November 2018 (Sumber: Sindobatam.com)

Lingga Siap Suplai Air ke Batam
Waduk Mukakuning yang dikelola ATB untuk ketersedian air bersih di Batam, beberapa waktu lalu. BP Batam mencari sumber air alternatif untuk kebutuhan masyarakat. Salah satunya mensuplai air dari Kabupaten Lingga.


SEIBEDUK – BP Batam dan Pemkab Lingga sepakat menjalin kerja sama dalam pemenuhan kebutuhan air bersih. Terbatasnya ketersediaan air baku di Batam membuat BP Batam harus mencari sumber air alternatif, salah satunya dengan mensuplai air bersih dari Kabupaten Lingga.
Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainya BP Batam Eko Budi Soepriyatno mengatakan, ketersediaan air baku di Batam yang mengandalkan air tadah hujan di sejumlah waduk tak mencukupi untuk kebutuhan masyarakat beberapa tahun ke depan. Sedangkan Kabupaten Lingga memiliki ketersedian air yang melimpah. Pasokan air melimpah tersebut berasal dari air terjun Jelutung, yang mampu memproduksi air hingga 6.000 liter per detik. Sehingga kerja sama ini diharapkan saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Ia menambahkan, penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemkab Lingga sudah dilakukan sejak Maret 2017 lalu. “Di Lingga ada air terjun Jelutung. Kapasitas air yang bisa diproduksi mencapai 6.000 liter per detik. Sedangkan kebutuhan di sana paling banyak hanya 2.000 liter per detik. Sehingga masih ada sisa sekitar 4.000 liter per detik,” ujarnya saat menggelar diskusi dengan Pemkab Lingga di Gedung Marketing BP Batam, Senin (12/11).
Kelebihan sisa produksi air terjun Jelutung yang mencapai 4.000 liter per detik nantinya bisa disalurkan ke Batam. Sehingga hasil penjualan air bersih ke Batam bisa menambah pendapatan Pemkab Lingga. Pasalnya selama ini sisa air hanya terbuang sia-sia ke laut. Hal ini yang membuat kedua belah pihak sepakat untuk mejalin kerja sama.
Eko mengaku saat ini masih membahas untuk investasi pembangun infrastruktur pipa bawah laut untuk mengalirkan air bersih dari Lingga ke Batam. Panjang pipa yang harus dibangun diperkirakan mencapai 100 kilometer. Sedangkan kajiannya dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera IV Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR).
“Kajiannya itu BWS yang melakukan, termasuk mengecek air di Lingga, kemudian di lapangan nanti seperti apa itu kewenangan dari BWS,” katanya.
Menurut dia, Focus group discussion (FGD) dengan Pemkab Lingga sudah dilakukan beberapa kali. BP Batam juga juga melibatkan beberapa kementerian terkait dalam hal ini. Seperti Kementerian Keuangan dan Kementerian PUPR. Hanya saja Eko belum bisa menjelaskan secara detail bentuk pembangunan infrastruktur yang akan dibangun.
“Termasuk biayanya berapa nanti setelah kajian dari BWS keluar baru bisa diestimasi. Kami ajak kementerian untuk mengawal ini,” kata Eko.
Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam Binsar Tambunan mengatakan, kebutuhan air bersih di Batam ke depan akan meningkat signifikan seiring dengan pengembangan Batam. Hingga 2045 mendatang, diproyeksikan kebutuhan air di Batam sekitar 7.081 liter per detik. Sehingga BP Batam perlu melakukan antisipasi untuk mencari sumber mata air baru.
“Konsumsi air saat ini konsesi dengan ATB (Adhya Tirta Batam) per hari itu kebutuhannya 170 sampai 180 liter per orang per hari. Asumsi ini di 2045 akan meningkat sebesar 200 sampai 300 liter per orang per hari,” kata Binsar.
Ia melanjutkan, saat ini ketersediaan air yang ada sebesar 3.800 liter per detik. Untuk kebutuhan di Batam, Rempang dan Galang yang menjadi satu kesatuan wilayah, dan setiap pulau mesti memenuhi kebutuhan air di daerahnya masing-masing. Saat ini di Batam ada enam waduk.
Bupati Lingga Alias Wello mengatakan, pihaknya sangat menyambut positif dengan kerja sama yang dijalin bersama BP Batam. Kabupaten Lingga, sambungnya, memiliki potensi sumber mata air yang melimpah, tidak hanya di air terjun Jelutung saja tapi juga ada beberapa titik lainnya yang memiliki sumber mata air yang bisa dimanfaatkan.
“Hanya saja saat ini kami mengalami defisit APBD untuk membangun infrastruktur penyediaan air. Karena itu dengan kerja sama ini nantinya diharapkan bisa menambah pendapatan APBD Lingga,” kata Wello.
Ia menilai potensi ketersediaan air memang harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bisa menompang pendapatan asli daerah. Di bawah kepemimpinannya, Wello menargetkan selain untuk memenuhi ketersedian air di Batam, pihaknya juga berencana bagaimana ketersedian air ini bisa dimanfaatkan menjadi pembangkit dan juga untuk pengairan petani. “Mudah-mudahan bisa segera terealisasi. Kami juga berharap pemerintah pusat bisa memberikan prioritas,” ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar