IDNNews.id, Batam – Sebagai salah satu cara dalam meningkatan pendapatan, Direktorat Pemanfaatan Aset Badan Pengusahaan (BP) Batam akan menerapkan sistem sewa yang lain dari biasanya.
Dimana sebelumnya, sistem sewa di rumah susun BP Batam menerapkan pola perorangan. Namun terhitung Oktober 2019 mendatang, pola ini akan berubah menjadi sewa per kamar.
Hal tersebut diungkapkan Kasubdit Pemanfaatan Hunian, Candra disela-sela jumpa pers dengan awak media di Batam Center pada Rabu (28/8/2019) pagi. Ia juga mengatakan dengan adanya penerapan sistem baru ini, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan.
“Target pendapatan kita di tahun ini dari rusun di angka Rp 9 miliar. Akan tetapi sepertinya akan melampaui dari target yang ada. Bisa mencapai Rp 11 miliar lah, intinya masih bisa untunglah,” terangnya.
Keoptimisan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantarnya banyaknya permintaan dari sejumlah institusi, khususnya perusahaan yang bergerak di industri besar. Seperti McDermort dan PT Smoe.
“DUa perusahaan ini, dikabarkan mendapatkan proyek cukup besar. Sehingga dipastikan akan terjadi peningkatan dalam jumlah tenaga kerja yang masuk dalam kategori lajang. Dan mereka inilah yang akan mengisi rusun kita nantinya,” terangnya.
“Smoe dan Dermott sudah datang ke kita. Kalau mereka sudah mengisi kamar kosong, pendapatan kita bisa Rp11 miliar. Itu diatas target kita tahun ini, Rp9 miliar,” jelasnya.
Dengan adanya hal ini, diharapkan akan terjadi peningkatan tingkat hunian Rusun di Batam, dengan kebijakan yang mereka terapkan. Dimana, terjadi perubahan dari sistem sewa per orang, menjadi per kamar. Dimana, tiap kamar ada daya tampung dua orang dan empat orang.
“Jadi sasaran kita per kamar, bukan per orang. Jadi kalau ada yang teman, bisa lebih murah bayar sewa,” terang dia. (*/msr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar