Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 19 Desember 2012

Mahasiswa dari 33 Provinsi Demo di Batam

Mahasiswa demo di Pelabuhan SekupangKapolda Awasi Aksi Ganyang Malaysia
BATAM (HK)- Kapolda Kepri Brigjen Yotje Mende mengawasi langsung aksi 'Ganyang Malaysia' yang dilakukan puluhan mahasiswa dari 33 provinsi di Indonesia di depan Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam, Selasa (18/12) sore. Aksi ini menjadi atensi kepolisian karena beredar kabar mahasiswa akan menggelar demo di laut.

Sadar banyak polisi tiba di tempat digelarnya aksi, mahasiswa pun akhirnya mengurungkan niat mereka ke laut. Mereka lantas menggelar demo di darat. Selain berorasi, mahasiswa juga membubuhkan cap jempol darah di kain panjang, serta membakar bendera Malaysia.

Semula, para mahasiswa akan mencarter speedboat lalu menggelar aksi Ganyang Malaysia di laut antara perbatasan Malaysia dan Batam (Indonesia). 

"Kalau mereka demo di laut kita amankan, karena membahayakan mahasiswa. Bukan menangkap, tapi mengamankan," kata Yotje saat meninjau langsung aksi mahasiswa.

Yakin massa sudah bisa dikendalikan, kapolda pun lantas meninggalkan lokasi demo. 

Sementara itu, dalam orasinya mahasiswa juga menyatakan siap perang melawan Malaysia yang dinilai arogan dan merendahkan martabat bangsa Indonesia dengan berbagai sikap yang terjadi kepada Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia selama ini.

Aksi itu juga bentuk dukungan terhadap rekan-rekan mereka yang berangkat keperbatasan untuk melawan Malaysia.

"Ini berdasarkan rekomendasi kegiatan Temu Mahasiswa Nasional (TEMAN) yang berlangsung sejak 15 Desember lalu," ujar Waode Nurlansi, Sekretaris Penyelenggara TEMAN.

Menurut mahasiswa asal Universitas Haluoleo Sulawesi Tenggara ini, aksi tersebut merupakan beberapa bagian dari rencana aksi Ganyang Malaysia. Karena, selama ini negara yang mengaku serumpun itu telah melecehkan bangsa Indonesia.

Aksi ini juga meminta agar pemerintah menarik mundur TKI dari Malaysia, usir warga Malaysia dari Indonesia dan putuskan hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia.

Mahasiswa yang melakukan aksi demo tersebut berorasi dengan lantang. Mereka mengutuk pemerintahan Diraja Malaysia yang selama ini selalu bersikap arogan, melecehkan dan selalu berlaku aniaya terhadap TKI dan nelayan yang mencari ikan di perairan Indonesia.

Setelah puas menggelar aksi, mahasiswa bergerak ke Rumah Sakit Otorita Batam-BP Batam. Selanjutnya mereka kembali ke Tanjungpinggir, tempat pertemuan mahasiswa nasional digelar.

Terpisah, Ketua Penyelenggara Pertemuan Mahasiswa Nasional (Teman), Hazhary mengungkapkan, pihaknya sudah siap perang dengan Malaysia. Langkah awal pihaknya akan melemparkan virus ke negara itu. Virus itu merupakan karya mahasiswa Indonesia.

"Beberapa teman-teman akan berangkat ke perbatasan. Mereka akan menebar virus yang bisa menebar penyakit ke negara itu," katanya.

Dikatakan Hazhary, aksi Ganyang Malaysia di Batam merupakan tindaklanjut dari pertemuan perwakilan mahasiswa 11 provinsi beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan itu, para aktivis mahasiswa jaringan kampus se-Indonesia merasa terpanggil untuk melakukan gerakan melawan Malaysia. Karena kesewenang-wenangan warga negara Malaysia terhadap WNI di sana sudah keterlaluan. Dan banyak fakta pelecehan yang selama ini sudah diinventasir mereka.

"Kami mahasiswa Indonesia tidak rela bangsa ini terus dihina dan direndahkan. Kalau memang kita serumpun, sikap-sikap arogan yang dipertontonkan masyarakat Malaysia sudah sangat tidak layak," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, pihaknya juga mengultimatum Pemerintahan SBY-Boediono untuk bersikap tegas terhadap hubungan diplomatik dengan Malaysia. Kalau perlu, kata Hazhary, SBY segera memutuskan untuk mengakhir hubungan diplomatik yang terjalin selama ini.

"Kita ini bangsa yang besar dan kuat. Kita tidak butuh belaskasihan bangsa lain asalkan seluruh elemen bangsa bersatu padu membangun kemandirian. Termasuk kita harus segera menasionalisasi aset tambang dan migas yang ada di republik ini," tukasnya.

Hazhary menambahkan, pertemuan mahasiswa nasional itu diikuti oleh 150 aktivis dari berbagai kampus di Nusantara. Mereka datang dari Sabang sampai Merauke.

Fahmi, mahasiswa dari Cirebon mengaku saat ini rela meninggalkan ujiannya demi perjuangan martabat bangsa. Katanya, apalah artinya lulus dan jadi sarjana, kalau ke depan bangsa ini dipandang remeh oleh negara jiran Malaysia.

"Perjuangan ini sangat penting. Ini demi tegaknya martabat dan kedaulatan bangsa ini ke depannya. Biar bangsa ini disegani dan tidak diremehkan lagi," katanya.

Mantan Presiden Mahasiswa Universitas Batam (Uniba), Wan Azli Rahmanita setuju dengan pergerakan ini. Sudah saatnya bangsa ini bangkit untuk menegaskan eksistensi mereka di mata dunia.

"Saya setuju, kalau kita Ganyang Malaysia," katanya. (fur/vnr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar