Batam Harus Kurangi Ketergantungan dengan Singapura
BADAN Pengusahaan (BP) Batam akan mengurangi
ketergantungan Batam dengan Singapura dalam kegiatan industri. Sementara
untuk elektronika masih bisa langsung ke Amerika dan Eropa. Mengurangi
ketergantungan ini dilakukan dengan mengambil pasar yang berbeda dengan
Singapura.
Demikian disampaikan Vice Presiden Global Head Public Sector
Government, Frost and Sullivan, Shivaji Das, Kamis (13/12) di Marketing
Centre, BP Batam. BP Batam didorong untuk mencari pasar baru di luar
negeri dan di luar Singapura.
”Ketergantungan dengan Singapura harus dikurangi. Ini penting untuk
mengurangi resiko jika Singapura mengalami goncangan ekonomi,” ungkap
pimpinan konsultan yang berpusat di Amerika Serikat ini.
Disebutkannya, diversifikasi ekonomi penting dilakukan, karena saat
ini pendapatan Batam 60 persen lebih dari perusahaan industri seperti
elektronik. Hal ini bagian dari poin yang disarankan, konsultan yang
berkantor di Singapura ini bagian roadmap perjalanan BP Batam hingga
tahun 2020.
”Di mana 60 persen hasilnya diekspor ke Singapura dan 70 persen bahannya didatangkan dari Singapura,” katanya.
Untuk mengurangi ketergantungan itu, maka disarankan untuk mendorong
industri yang berbeda dengan pasar Singapura. Di antaranya elektronik
yang bisa langsung di ekspor ke Eropa dan Amerika. Selain itu, juga
mengembangkan pasar parawisata dari China dan Arab.
”Industri elektronika masih bisa kita langsung ke Amerika dan Eropa,” sarannya.
Disampaikan Shivaji, mereka mendorong ke BP Batam mendorong
produktivitas tenaga kerja. Di samping itu, untuk Batam ke depan, perlu
didorong UKM tumbuh lebih besar sebagai tonggak perekonomian.
”Kita melakukan diversifikasi dan mengurangi ketergantungan dengan Singapura,” ulangnya.
Mereka juga mendorong agar Batam menciptakan lapangan kerja dengan
lebih fokus pada alih tehnologi, service outsorching, parawisata, dan
elektronik. Industri teknologi informasi juga diakui masih ada peluang
selain dari pasar nasional dengan meraih pasar Malaysia.
”Ini dianjurkan untuk ditingkatkan. Kalau ini terintegrasi, bisa
dicapai pertumbuhan ekonomi dua kali dari sekarang,” ujar Shivaji.
Terkait dengan kawasan industri Iskanda Muda Malaysia, diakui bukan
pesaing Batam. Dia beralasan, Iskandar Muda lebih pada sektor jasa dan
riset. Sementara di Batam, lebih pada industri manufakturing.
”Posisi Batam dan Iskandar tidak bersaing tapi saling mengisi. Pengembangan usaha baru dan teknologi tinggi,” imbuhnya.(MARTUA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar