Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Listrik memang menjadi poin pertama yang dibutuhkan para calon-calon investor baru, maupun investor lama yang sudah ada di Batam .
Seperti diungkapkan Ilham Eka Hartawan, Kasudbit Humas dan Publikasi Badan Pengusahaan (BP) Kawasan Batam, ketika investor ingin berinvestasi di Batam, maka infrastruktur menjadi hal pertama yang dipertanyakan oleh mereka, khususnya listrik.
Menurut Ilham, Batam sudah seharusnya menjadi daerah yang lain daripada yang lain. Sebagai kota Industri kebutuhan akan listrik dan air, seharusnya Batam sudah memiliki spare 20 persen. Mengenai pemadaman bergilir yang saat ini terjadi, tidak mau berkomentar terlalu banyak, ilham mengharapkan agar listrik segera dapat normal kembali.
" Kalau dari BP Kawasan Batam pastinya mengharapkan agar pasokan listrik jangan sampai terputus. Tapi untungnya, beberapa perusahaan industri disini punya genset sendiri, jadi nggak terlalu pengaruh kepada sektor industri," jelasnya saat ditemui Tribun, Selasa (29/5).
Saat ini dari 26 kawasan industri yang ada di Batam, tiga kawasan sudah memiliki genset sendiri. Dan empat lainnya menggunakan backup genset. Penggunaan genset tersendiri dikatakannya sebagai upaya meningkatkan nilai jual juga kepada kawasan industri bersangkutan.
" Beberapa kawasan industri besar biasanya memberikan jaminan kepada calon investor untuk kebutuhan listrik. Makanya mereka punya genset sendiri. Sementara untuk industri lain yang mungkin masih belum punya, kami kurang tahu apakah ikut serta dalam pemadaman bergilir," lanjutnya.
Namun demikian, menurut Ilham, untuk pemadaman bergilir sudah dihimbau untuk tidak dilakukan di kawasan industri. Hal ini berkenaan dengan SKB (Surat Keputusan Bersama) yang sudah lama dikeluarkan.
Disebut pria ini, FTZ tidak akan pernah berjalan jika tidak didukung infrastruktur. Melalui data yang pernah dikeluarkan PLN Batam, pria ini menyebutkan bahwa kapasitas listrik yang dimiliki PLN Batam melebihi daya yang digunakan. Untuk pemadaman bergilir yang terjadi, disebabkan mesin pembangkit milik PLN Batam mengalami trouble.
" Seperti Bintan dan Karimun, belum maksimal, biarpun FTZ. Karena infrastrukturnya belum memadai. Inikan karena memang mesinnya yang bermasalah. Dan untuk masalah mesin inipun maintenancenya kan tinggi," lanjutnya.
Dengan kapasitas besar yang dimiliki PLN Batam, permasalahan interkoneksi listrik yang ingin dilakukan PLN Batam sah-sah saja. Selama kebutuhan listrik untuk Batam terpenuhi, tidak ada yang salah akan hal itu.
" Kalau yang di Tanjung Kasam sudah jadi, yah bisa. Apalagi seperti tadi dikatakan kapasitas listrik di Batam memang lebih tinggi dari pemakaian. Dari data tahun 2011 akhir, daya mampu PLN Batam 314 MV, sementara daya terpasang pembangkit PLN Batam 264 MV," pungkasnya.
Editor : dedy suwadha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar