Info Barelang

KUMPULAN BERITA BP BATAM YANG DIHIMPUN OLEH BIRO HUMAS, PROMOSI, DAN PROTOKOL

Rabu, 23 Januari 2013

Jahe Impor Masih Mendominasi di Batam

Rabu, 23 January 2013 (sumber : Haluan Kepri)
BATAM (HK) - Meski produksi jahe nasional tidak terlalu bermasalah, namun pada kenyataanya Batam masih mengimpor jahe dari Malaysia dan negara lainnya di Asia. Selama 2012 tercatat 960.492 kg jahe diimpor dari negeri tetangga tersebut.


Jumlah itu merupakan 60 persen dari total kebutuhan jahe di Batam selama satu tahun, atau sekitar 1.600.745 kg. Demikian data yang diperoleh koran ini dari Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).

Seperti yang telah di katakan oleh Fathullah Direktur BP Kasawan Batam beberapa hari yang lalu, data 1.600.745 Kg.dan sudah termasuk jahe lokal dan impor, sedangkan dari jumlah 1.600.145 Kg, 60%nya adalah jehe impor sebannyak 960,492 Kg. Sedangkan selebihnya berikisar 640,298 Kg adalah jahe domestik.

"Di Batam tidak ada petani jahe, jadi wajarlah diimpor. Jumlahya juga mengikuti permintaan masyarakat yang semakin meningkat. Jahe tidak termasuk dalam aturan impor hortikultura Kementrian Perdagangan," ujar Fathullah.

Peluang ini dinilai cukup bagus bagi warga Batam, khususnya petani untuk mengembangkan usaha tani jahe mengingat masih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Demikian disampaikan Kepala Karantina Batam Arinaung.

"Jahe cukup dominan dari segi impor, jumalahnya lumayan besar. Seharusnya petani kita menangkap peluang ini dibandingkan kita harus mengimpor. Jumlah impor saat ini hampir 60 persen, sangat besar," tutur Arinaung.

Apalagi, sebut Arinaung, kualitas jahe lokal jauh lebih baik dibandingkan jahe impor. Sementara di Batam minim yang menanam jahe. Akibatnya jahe diimpor di samping mendatangkan dari daerah lain. "Jahe didatangkan dari Medan atau daerah lain, kualitasnya memang bagus. Tetapi proses transportasi ke Batam sulit," tutur Arinaung.

Arinanug juga menambahkan, selain jahe, masih banyak lagi komuditas hortikultura yang diimpor karena keterbatasan barang, dan sulitnya transportasi menuju Batam.

"Memang banyak yang diimpor dan itu semua memiliki alasan kuat, salah satunya transportasi. Akibatnya produk domestik lebih mahal dibandingkan produk impor," beber Arinaung.

Data yang diperoleh koran ini dari Badan Pengusahaan Kawasan Batam (BP Batam), realisasi impor hortikultura 2012 tertinggi yakni kedelai dengan jumlah 7.715.880 Kg, disusul bawang merah 7.294.704 Kg, apel 4.134.711 Kg, bawang putih 3.725.624 Kg, wortel 3.561.174 Kg, kentang 3.260.733 Kg, kacang tanah 2.599.968 Kg, kentang beku 1.927.861 Kg, jahe 1.600.745 Kg, jeruk mandarin 1.555.322 Kg, pir 1.453.648 Kg, bawang bombai 1.236.896, brokoli 935.070 Kg, cabai kering 886.181 Kg, kelengkeng 856.305 Kg, kubis 625.648 Kg, serta aneka sayuran lainnya.

"Jumlah segitu memang masih wajar, karena penduduk Batam terus bertambah. Kita memperkirakan di 2013 ini jumlah impor juga semakin meningkat," pungkas Arinaung.

Kabid Pertanian Dinas Kelautan, Pertanian, Perternakan dan Kehutanan (KP2K) Kota Batam Iik Betty S, menyebutkan, program penyuluhan bagi petani, khusus jahe dan kedelai akan diprogramkan tahun 2013. Hal ini karena potensi kedua komoditas tersebut untuk dikembangkan di Batam sangat menjanjikan.

"Kami sudah memprogramkan untuk memberi penyuluhan tentang penanaman bibit jahe dan kedelai di Batam di 2013 ini, termasuk di Sei Temiang, dan di sejumlah ladang pertanian lainnya," tutur Iik.

Nani, penjual jahe di Pasar Tos 3000 Jodoh mengatakan, harga jahe di Batam terus mengalami peningkatan. Saat ini jahe dijual dengan harga Rp20 ribu, sebelumnya hanya di kisaran Rp13-14 ribu per Kg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar